Pagi di Rumah IbunyaPagi itu, Aluna duduk di teras rumah ibunya sambil menatap langit kelabu Jakarta. Tangannya membelai perutnya yang semakin besar, sesekali menahan nyeri pinggang yang makin sering muncul di trimester akhir kehamilan.“Luna, makan dulu, Nak,” kata ibunya sambil meletakkan semangkuk sop ayam hangat di meja.Aluna tersenyum kecil. “Iya, Ma. Nanti Luna makan.”Sang ibu duduk di sampingnya, menatap putrinya dengan mata berkaca-kaca. “Kamu nggak apa-apa, Nak? Kalau kamu mau cerita, Mama dengerin.”Air mata Aluna menetes pelan. Ia menatap ibunya dengan tatapan penuh kelelahan.“Luna cuma capek, Ma… Luna cuma pengen semua ini selesai…”Sang ibu menggenggam tangannya erat. “Kamu harus kuat, Nak. Demi bayi kamu. Demi kamu sendiri.”---Arsenio – Pria yang KehilanganDi kantornya, Arsenio menatap layar laptop dengan tatapan kosong. Rapat demi rapat berjalan tanpa ia benar-benar fokus. Kevin menatapnya khawatir.“Bos, Anda yakin baik-baik saja? Anda belum makan siang dari tad
Last Updated : 2025-07-11 Read more