Langit masih menyimpan guratan retakan samar ketika Alura keluar dari Hall Arkhum. Di belakangnya, suara para Tetua masih terdengar samar perdebatan panjang tentang apa yang seharusnya dilakukan dengan dirinya. Tapi Alura tak menoleh. Ia tahu, tidak akan ada keputusan yang adil jika mereka masih melihatnya sebagai ancaman. Rafael menunggunya di bawah tangga batu, tangan disilangkan, wajah tegang. Begitu melihat Alura, ia segera melangkah menghampiri. “Mereka tidak mengerti, ya?” Alura hanya menggeleng. “Mereka tidak ingin mengerti.” “Kau bilang sesuatu akan datang,” sahut Rafael, pelan. “Dari celah yang belum tertutup.” Alura menatap ke langit. “Retakan itu mungkin tak sebesar dulu, tapi ia... hidup. Dan apa pun yang pernah jatuh darinya, belum semuanya kembali.” Langkah mereka menyatu, melewati halaman Arkhum yang kosong. Rian dan Arga sudah menunggu di pelataran barat, bersama beberapa penjaga Ordo yang sebelumnya sempat menolak kehadiran Alura, namun kini hanya bisa berdiri d
Terakhir Diperbarui : 2025-07-17 Baca selengkapnya