Dua hari setelah penawaran dari Sarah, Liam belum juga memberikan jawaban apa pun pada wanita itu. Dia masih bimbang dan dilemma.Langkah kaki Liam terdengar berat ketika ia meninggalkan ruang meeting. Rapat panjang barusan membuat otaknya penuh dengan angka, laporan, dan strategi.Begitu ia tiba di koridor utama, ponselnya bergetar di saku celana. Ia mengeluarkannya perlahan, dan layar menyala menampilkan sebuah nama yang membuat napasnya tertahan: Sarah.Liam menatap layar itu lama, seolah ragu-ragu apakah harus menjawab atau tidak.Hatinya berdebat—di satu sisi, Sarah adalah wanita yang baru saja keluar dari pernikahan pahitnya, sekaligus pemilik perusahaan besar yang tiba-tiba menawarinya posisi CEO.Di sisi lain, setiap percakapan dengan Sarah selalu terasa seperti jebakan halus baginya.Akhirnya, dengan helaan napas Liam masuk ke ruang kerjanya, menutup pintu, dan menggeser ikon hijau pada layar.“Hallo, Sarah.” Suaranya terdengar datar, tenang, seolah berusaha menutupi kegelisa
Last Updated : 2025-09-25 Read more