Gian hendak membuka mulut, berniat mendesak asistennya yang tampak gusar sejak tadi. Namun, niatan itu urung ketika tatapannya beralih ke arah pintu.Sosok yang baru saja muncul membuat napasnya tercekat. Mulutnya sempat menganga tanpa suara, seakan lidahnya menolak bekerja.“Selamat siang, Gian.”Suara itu lembut, tapi menyimpan aura yang membuat ruang kerja seakan berdenyut lain. Seorang perempuan berpostur tinggi menjulang, sekitar 178 cm, melangkah masuk. Cantik. Rambutnya lurus jatuh sepinggang, kulitnya terang, mata bulat penuh kilau, dengan gestur anggun yang tak bisa disangkal. Senyumnya masih sama—hangat namun menyimpan misteri. Bahkan, parasnya kini jauh lebih menawan dari terakhir kali mereka bertemu, hampir setahun silam.Rafi, asisten Gian, menyadari keterkejutan atasannya. Ia buru-buru bicara, m
Terakhir Diperbarui : 2025-09-06 Baca selengkapnya