“Kabari Ibu secepat mungkin ya, Sayang. Ibu sudah tidak sabar mendengar hasil pemeriksaanmu dan calon cucu penerus keluarga Alvaro Mahesa,” ucap Nyonya Lestari, matanya berbinar penuh harap.Aurelia mengangguk pelan, bibirnya melengkung dengan senyum lembut. “Iya, Bu. Tolong doakan ya, semoga hasil pemeriksaannya baik.”Sore itu ruang tamu terasa hangat. Secangkir teh di meja sudah mulai mendingin, namun semangat Nyonya Lestari tidak surut. Aura antusias seorang calon nenek jelas terpancar. Ia begitu menantikan kabar, seolah kehadiran cucu pertama akan menjadi penawar dari segala kerikil dalam rumah tangga putranya.Tak lama kemudian, suara pintu depan terbuka. Gian akhirnya tiba. Langkahnya terdengar berat, wajahnya menunjukkan garis lelah, tetapi begitu melihat ibu dan istrinya, senyumnya tetap hadir. Senyum itu sederhana, namun Aurelia tahu betul berapa banyak tenaga yang harus Gian keluarkan untuk tetap terlihat tenang.“Aku mandi dan ganti baju dulu
Last Updated : 2025-10-07 Read more