Alih-alih menanggapi pertanyaan barusan, Gian malah berkata, “Sebantar ya.” Gian kemudian mengupingi gawainya. Sementara Aurelia berdiri mematung. Matanya berkaca-kaca, jantungnya terasa tercekat di dada. Tubuhnya lemas, tapi ia tetap berdiri di sana—di depan gedung pertemuan yang tampak megah, namun terasa dingin dan asing. Di hadapannya, Gian sedang berbicara pada seorang wanita berpenampilan rapi, dengan senyum kecil yang tak disukai Aurelia entah kenapa. Tak ada yang mencurigakan memang, tapi... ia tetap merasa seperti orang luar. Beberapa detik kemudian, Gian berbalik dan menghampirinya. “Ayo. Aku sudah selesai,” katanya datar namun lembut, seakan tak ada yang perlu dijelaskan. Jari-jari pria itu menjangkau tangan Aurelia, menariknya perlahan menuju parkiran. Gadis itu menurut, walau hatinya penuh tanya. Langkah-langkah mereka tak seiring. Hening, hanya suara sepatu yang memantul di ubin parkiran, dan dentingan logam pintu mobil yan
Huling Na-update : 2025-07-20 Magbasa pa