Aurelia masih berdiri membeku di belakang tubuh Gian, berusaha menyembunyikan wajah yang sekarang rasanya seperti mendidih. Jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Seluruh badannya panas—bukan karena udara, tetapi karena malu yang tak terbendung.Sementara Gian, berdiri di hadapan layar infokus yang memantulkan wajah-wajah bawahannya, berusaha menjaga ekspresi setenang mungkin."Maaf, saya matikan video sebentar. Ada gangguan kecil," katanya, dengan senyum profesional yang nyaris tak terlihat dipaksakan.Tanpa menunggu tanggapan, Gian menekan tombol video off di laptop. Seluruh ruangan kembali ke keheningan, hanya suara kipas laptop dan napas cepat Aurelia yang terdengar. Gian memutar tubuhnya perlahan, menatap wanita yang kini meringkuk di balik punggungnya.Aurelia menutup wajah dengan kedua tangan. "Ya Tuhan, aku ingin menghilang sekarang juga..."Gian menahan tawa yang hampir pecah, lalu menarik Aurelia ke dalam pelukan. Kedua telapak tangan besarnya kemudian membingkai w
Huling Na-update : 2025-07-25 Magbasa pa