Di pagi yang hangat itu, suara tangisan bayi memenuhi kamar Ardian dan Alda. Alda dan bayi kembar mereka sudah sehat sehingga diperbolehkan pulang ke rumah. “Anak ganteng papa kenapa nangis, hm?” Ardian menghampiri box bayi dan mengangkat Ezzel ke pelukannya. Ia mengusap lembut pipi sang putra. “Ezzel lapar, ya?” tanyanya seraya menimang-nimang bayi itu. Namun, belum sempat Ezzel tenang, Eliza ikutan menangis. "Sayang, Eliza sama Ezzel nangis, nih. Kamu masih lama nggak?" teriaknya pada Alda yang masih berada di dalam kamar mandi. Tangisan kedua bayi itu menggema memenuhi ruangan yang semula tenang. Ardian panik. Ia berusaha menenangkan keduanya namun akhirnya kewalahan. "Anak cantik papa, udah dong nangisnya. Papa nggak berani gendong kalian berdua sekaligus," ujarnya seraya menepuk-nepuk paha Eliza pelan. Bayi perempuan itu masih berada di dalam box bayi. Naasnya, semakin ditenangkan, semakin kencang pula kedua bayi itu menangis. "Kalian lapar, ya? Bentar ya sayang, ma
Last Updated : 2025-08-24 Read more