"Sini dasinya, aku aja yang pasangin." Alda menyodorkan telapak tangannya meminta dasi berwarna abu-abu yang masih Ardian genggam. Menuruti pinta Alda, Ardian lantas menyerahkan dasinya, membiarkan gadis yang notabenenya adalah istrinya itu untuk lebih dekat dengannya. "Nah, udah rapi," komentar Alda puas usai merapikan jas milik Ardian yang sedikit berantakan. Sejenak mengamati, gadis itu akhirnya mengacungkan dua jempol. "Udah ganteng." "Emang ganteng. Mata kamu aja yang rada-rada." Alda berdecak. "Ck, nyesel aku udah muji!" "Nggak kamu puji pun muka saya tetap seperti ini. Nggak bakal hilang." "Emang siapa yang bilang kalo aku nggak muji mukanya bakalan hilang, Saprudin!" "Nggak ada, Markonah!" Alda berdecak. Ia sudah menduga-duga jika kedepannya rumah tangganya dan Ardian akan diisi dengan perdebatan unfaedah. Ini saja baru dua hari menikah hampir tiap jam mereka adu bacot. "Kuy, sarapan lah!" Dengan gaya barbarnya, begitu saja ia menggenggam tangan Ardian. "He
Terakhir Diperbarui : 2025-06-23 Baca selengkapnya