“Eh, kenapa nih?” Alda yang tengah duduk di bangku taman belakang rumah dibuat terkejut saat Ardian tiba-tiba menutup matanya dengan sebuah kain hitam. “Diem dulu. Tutup matanya jangan dibuka.” “Oke.” Sementara itu, Ardian mulai sibuk memasangkan kalung ke leher Alda. Tak sampai dua menit, ia kembali membuka penutup mata gadis itu. “Penutup matanya boleh dibuka.” Tak hanya itu, ketika pertama kali membuka mata, Alda dapat melihat Ardian yang tengah berdiri di hadapannya sembari menyodorkan satu buket mawar putih. “Cantik banget bunganya. Kalungnya juga. Makasih ya, Mas Suami.” Senyumannya mengembang sempurna. Begitu saja ia memeluk Ardian erat. Pemuda itu tersenyum. Ia mengusap lembut punggung Alda. “Syukurlah kalo kamu suka.” “Jadi, ini hadiah anniv kita yang ke satu tahun?” Ardian menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. “Ya, kira-kira gitu, sih. Maaf ya, hadiahnya nggak seberapa. Nanti malam, kita rayain hari anniversary kita di resto kesukaan kamu, gimana?” Alda
Last Updated : 2025-08-07 Read more