Esme masih duduk tegak di kursi laboratorium. Jemarinya sedikit gemetar setelah berjam-jam meracik parfum. Ia bahkan lupa waktu, melewatkan makan siang hanya demi satu hal, yaitu menunaikan tanggung jawabnya.Amanda dan Violin mendekat, bergantian mencium hasil akhir dari formula yang baru selesai. Tak disangka, aroma itu menyeruak dengan keharuman yang nyaris sempurna. “Ini… sudah hampir tepat,” bisik Amanda, dengan mata berbinar.Violin mengangguk pelan, membenarkan ucapan Amanda. “Hanya perlu sedikit penyesuaian, Esme. Kurangi sentuhan cendana, tambahkan nuansa freesia untuk kelembutan, dan beri jejak tonka bean sebagai pengikat. Jika itu dilakukan, maka formula untuk parfum Ibu sudah siap.”Esme tersenyum lega, meski tubuhnya hampir limbung karena kelelahan. “Baik, saya akan memperbaiki, Bu.”“Makanlah dulu. Setelah itu, kamu bisa mengerjakan ulang,” tukas Violin. Dengan patuh, Esme melepas jas laboratorium, hendak keluar sejenak untuk menghirup udara segar. Namun, langkahnya te
Last Updated : 2025-09-24 Read more