"Teman dunia maya Stanley?!"Itu… maksudnya dia?Adeline akhirnya goyah, rasa bersalah muncul di benaknya.Sebuah tangan besar terjulur ke punggungnya, menepuk perlahan seolah membantu menenangkan napasnya. Bersamaan dengan itu, terdengar suara tenang namun tajam, "Adelia, mulutmu itu tak bisa ditahan walau sudah ada begitu banyak hidangan di depanmu?""Apa aku bilang sesuatu yang tidak benar?" sahut Adelia santai sambil terus makan.Penampilannya selalu memesona, rapi, anggun, seakan tak terjamah debu dunia. Tapi begitu makan, dia benar-benar tak menahan diri. Satu gigitan pun penuh semangat, sangat membumi."Adeline, kamu masih ingat seperti apa tampilan Facebook zaman dulu?" Adelia tiba-tiba menoleh padanya, mata berbinar. "Kakaknya suamimu, yang juga suamiku, dulu bertahun-tahun setia pada satu akun, hanya karena ada seorang teman kecil dunia maya yang dia sukai di sana."Adeline tersedak, wajahnya memerah. Jari-jarinya yang diletakkan di atas meja pun perlahan mengepal. Terlebih,
Magbasa pa