Malam turun dengan lembut, menyelimuti rumah dalam kehangatan yang menenangkan. Dari kamar di lantai dua, samar-samar terdengar suara notifikasi ponsel dan tawa kecil Qale.Qale rebahan menyamping di tempat tidur, rambut basahnya terurai di bantal, jari-jarinya sibuk mengetik di layar ponsel. Di sebelahnya, Wafa duduk bersandar pada sandaran tempat tidur, satu tangannya mengusap pelan perut istrinya, gerakannya lembut seolah takut mengusik kesenangan Qale.“Ria kirim konsep baru buat toko, Kak. Katanya kalau warna dasarnya diganti ke krem tua, tampilannya lebih hangat,” ucap Qale tanpa menoleh, masih fokus membaca chat.Wafa tersenyum kecil. “Hmm … aku setuju, asal kamu senang. Semua yang kamu pilih selalu keliatan bagus di mataku.”Qale menoleh, tertawa pelan. “Kak, itu terdengar seperti modus.”“Ya biarin.” Wafa terkekeh, menurunkan wajahnya sedikit dan mencium pelipis istrinya. “Aku udah nggak bisa bedain mana pujian, mana rasa sayang.”Qale pura-pura merengut, lalu melanjutkan cha
Terakhir Diperbarui : 2025-10-04 Baca selengkapnya