Qale membuka jaket, mengganti baju dan menghapus riasan. Kebaya pernikahan sudah dia kembalikan tadi. Dia langsung mengeluarkan banyak barang tak berguna, membuangnya. Gudang toko “Anak Lipat” sore itu tak lagi pengap seperti sebelumnya. Setelah itu, ia menuju kos untuk mengambil sisa barang-barang. Dan pulang. Mushaf milik ibu yang tertinggal di rak buku kamarnya, ia peluk sebagai obat rindu. “Ibu, sekarang aku bakal tinggal di toko,” gumamnya, meyakinkan diri. "Lebih murah."Malam itu, saat Qale hendak kembali ke toko, Lea muncul di depan pintu kamarnya. Dia memanggil."Dek? Qale, kah?" ujarnya pelan, merasakan kehadiran seseorang di depannya.Qale berhenti, menoleh ke samping. "He em, aku."“Kenapa nggak dateng ke pestaku?” tanya Lea datar.Qale mengernyit. Ah, dia ingat dan berkata, “Pesta?”“Eh, lupa ngabarin, ya...” Lea mengangkat bahu pura-pura lupa. Dia berjalan pelan, meraba, mendekati Qale.Qale hanya tersenyum kecil. “Selamat, ya, Kak.”Saat hendak pergi, Lea menahan len
Last Updated : 2025-06-23 Read more