Dua minggu berlalu sejak kejadian itu.Rumah di pusat kota itu kini terasa lebih hidup dari biasanya. Suara sendok beradu dengan cangkir kopi pagi, aroma roti panggang lembut memenuhi udara, dan di ruang tamu, Qalesya duduk di kursi empuk dengan bantal kecil menyangga pinggangnya.Di depannya, Hasan tengah mengupas buah sambil sesekali melirik Qale yang sibuk melihat cara membuat kue untuk resep barunya. Kali ini, croissant dengan tambahan madu jahe yang katanya aman untuk bumil.“Pelan-pelan aja, Lesa,” tegur Hasan lembut.Qale terkekeh. “Tangan gatal, Yah. Kalau nggak nyoba bikin, rasanya kayak ada yang hilang.”Winda muncul dari dapur dengan nampan berisi cangkir teh jahe.“Yang hilang itu sabarmu, Sayang,” selorohnya.Semua tertawa kecil. Suasana rumah itu, jadi benar-benar terasa damai. Memang, kesabarannya setipis tisu dibagi 7.Wafa masuk beberapa saat kemudian, membawa laptop dan beberapa berkas. Ia batal ke kantor lebih awal, hal yang mulai sering ia lakukan sejak tahu Qale h
Last Updated : 2025-10-12 Read more