Nama Mbak Mun tertera di layar. ART ayahnya itu jarang menghubungi dan biasanya hanya terjadi saat ada sesuatu yang darurat."Ya, Mbak?"Suara Mbak Mun gemetar. “Non Qale, maaf ganggu malam-malam. Tuan besar … sejak kemarin malam belum pulang. HP-nya mati, GPS-nya off, saya sudah minta sopir dan orang suruhan nyari, tapi … nggak ada jejak,” bebernya panjang.Qale langsung duduk menegak. “Di peternakan?”“Enggak ada. Saya udah minta supir buat cek ke makam, pos satpam, warung, semuanya. Saya takut Non …”"Lea?" "Ehmm," suara Mbak Mun terjeda, "katanya nanti beliau juga pulang sendiri," jawab Mbak Mun pelan, seperti sedang berbisik.Qale mendesah panjang. Sang ayah sangat peduli kenapa Lea malah acuh, batinnya. Panggilan diputus dengan janji Qale akan segera bantu mencari Hasan. Dan sesudah itu, ruangan sunyi kembali—sunyi yang kini berisi pikiran Qale yang bertumpuk.Dugaan lalu muncul. Jangan-jangan … semua ini karena dia, ancaman dari seseorang. Yang ingin menggagalkannya sebagai
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-07-21 อ่านเพิ่มเติม