All Chapters of Setelah Aku Pergi, Suami dan Anakku menggila: Chapter 31 - Chapter 40

Beberapa hari ini, Monica selalu pergi pagi-pagi sekali dan pulangnya juga sangat larut. Dia bahkan tidak punya waktu lagi untuk membacakan cerita sebelum tidur. Hal itu membuat Farel merasa seperti sedang diabaikan, jadi sekarang dia mulai menempel kembali pada Monica.Namun, Monica hanya mendorongnya perlahan. "Kamu makan dulu ya. Mama masih ada urusan yang harus dikerjakan."Pelanggan barusan mengirimkan detail permintaan khusus untuk proyek rangkaian bunga. Monica harus menyesuaikan bunga yang akan digunakan dengan lokasi acara dan juga harus segera menyusun rancangan desainnya.Farel sempat tertegun. Kalimat itu sangat sering dia dengar dari Surya. Setiap kali dia masuk ke ruang kerja untuk mencari Surya, ayahnya selalu menjawab dengan dingin, "Aku lagi sibuk.""Mama ...." Farel mengerucutkan bibir. Wajahnya terlihat seperti anak anjing kecil yang ditinggalkan dan merasa sedih. "Tapi, kamu sudah lama sekali nggak menemaniku. Temani aku sebentar saja ya?"Melihat mata Farel yang mu

Mendengar ucapan itu, Monica langsung mengerutkan alis.Padahal tadi saat Surya tahu dirinya bekerja di luar, pria itu tidak bereaksi secara berlebihan juga. Namun, kenapa sekarang tiba-tiba sikapnya berubah seperti ini? Seolah-olah menjadi orang yang sama sekali berbeda."Jangan-jangan, kamu sedang main-main dengan sesuatu yang nggak bisa diceritakan pada orang lain?" Tatapan mata Surya tajam dan menusuk, seakan-akan ingin menembus batinnya dan mengorek apa yang sedang dia sembunyikan.Monica sudah terlalu terbiasa dengan prasangka-prasangka semacam ini darinya, sampai-sampai dia malas menjelaskan apa pun. Dia hanya mengangkat tangannya dan hendak mendorong pria itu menjauh. "Itu bukan urusanmu. Kalau Pak Surya nggak ada hal penting, sebaiknya keluar saja.""Ini kamarku. Kenapa aku harus pergi?" Surya membalikkan pertanyaan itu dengan nada sinis dan memandangi Monica dengan tatapan yang makin curiga. "Sebaliknya kamu yang begitu ingin aku pergi, pasti lagi menyembunyikan sesuatu yang

Layar ponsel kembali menyala. Ternyata itu pesan dari Yunita. Isinya memberitahukan tentang acara kumpul bareng tim hari Jumat sekaligus menyampaikan bahwa akan ada acara penyambutan khusus untuk Monica.Monica hanya terpaku menatap layar ponsel itu, tanpa reaksi apa pun. Baru ketika layar hampir padam, dia mengambil ponsel, menopang diri dengan lutut untuk berdiri, lalu membalas pesan dari Yunita. [Hari Jumat aku ada urusan, kalian saja yang pergi.]Pesan serupa juga Monica kirimkan ke rekan kerjanya yang lain.Sebenarnya, Monica memang tidak pernah menyukai acara kumpul-kumpul seperti itu. Ditambah lagi, sekarang pikirannya hanya tertuju pada satu hal. Dia ingin menggunakan waktunya sebaik mungkin untuk menghasilkan uang.Paman Mardi bilang, besok dana enam miliar akan ditransfer ke rekeningnya supaya dia bisa segera mengobati ibunya.Monica benar-benar bersyukur.Dia tahu selama ini Paman Mardi selalu sangat membantu keluarganya.Namun keesokan harinya, setelah Monica menunggu cukup

....Berdiri di depan gedung besar milik Grup Atmadja, Monica menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah masuk dengan perlahan.Namun anehnya, padahal waktu terakhir Monica mengantar makanan ke sini, dia masih bisa langsung masuk. Hanya saja, kali ini dia langsung dicegat oleh satpam. Tanpa kartu akses, mereka sama sekali tidak mengizinkannya masuk."Aku mau bertemu Pak Surya, ada urusan penting." Monica menjelaskan dengan sungguh-sungguh."Semua orang yang datang ke sini juga bilang punya urusan penting dengan Pak Surya. Kalau kami izinkan semuanya masuk, bisa-bisa lantai atas penuh," kata satpam dengan nada dingin dan ekspresi kaku seolah-olah hanya fokus menjalankan tugas. "Kecuali kamu punya janji temu. Kalau nggak, kami nggak bisa izinkan masuk."Monica tidak punya pilihan lain selain mengeluarkan ponselnya dan menelepon Surya. Sayangnya, panggilannya tidak dijawab.Dengan kening sedikit berkerut, Monica terus mencoba menelepon lagi dan lagi. Baru pada panggilan kesepuluh, akhirnya

Gerakan yang tiba-tiba itu membuat Monica kehilangan keseimbangan. Tanpa sempat bereaksi, tubuhnya sudah jatuh ke dalam pelukan Surya.Monica terkejut dan buru-buru berusaha bangkit, tetapi Surya menahan tubuhnya agar tidak bisa bergerak."Kamu ...." Monica baru saja membuka mulut, tetapi Surya langsung menindihnya ke sofa. Dia sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk bicara.Pupil mata Monica mengecil seketika. Padahal di luar kantor, masih ada orang!"Bukannya kamu bilang nggak berani?" Surya berucap sambil tersenyum dingin, "Kalau begitu, biar aku bantu."Jangan!Jantung Monica berdetak sangat kencang dan tubuhnya gemetar tanpa sadar. Dia tidak sanggup melakukannya."Surya, kumohon hentikan ...."Kali ini, Monica tidak lagi mencoba merayu atau bersikap lunak. Dia sudah menyerah.Namun, Surya tampaknya benar-benar tak menganggap keberadaannya penting.Seluruh dunia Monica terasa diliputi kabut. Dia hanya bisa mematung dan nyaris tidak percaya dengan apa yang terjadi.Tepat pada