"maafkan sekar, sekar tidak peka sebagai seorang menantu"Sekar menutup matanya, menahan air mata yang mulai jatuh di pipinya. Ia merasakan sesuatu yang hangat dan damai, sesuatu yang selama ini hanya ia bayangkan dalam doa-doanya setiap malam.Perlahan, ia membalas pelukan itu. “Bu… saya juga minta maaf kalau selama ini belum bisa jadi menantu yang Ibu harapkan. Tapi saya selalu sayang sama Ibu.”Bu Sri memeluk lebih erat, seperti seorang ibu yang akhirnya menemukan anak yang pernah hilang di hatinya.“Sekar, kamu udah lebih dari cukup… Ibu bangga,” katanya dengan suara bergetar.Arya berdiri di belakang, menatap adegan itu dengan mata basah. Ia menunduk, tersenyum haru, lalu menatap ayahnya.Pak Slamet hanya mengangguk pelan, sambil menyeka ujung matanya yang ikut lembap. “Akhirnya, Ya Allah… rumah ini lengkap lagi.”Setelah beberapa lama, Bu Sri melepas pelukannya perlahan, menatap
Last Updated : 2025-10-20 Read more