Sirene darurat di dalam rumah sakit meraung. Lampu merah di atas pintu ruang tindakan menyala, membuat koridor tampak mencekam. Sean berlari mengikuti ranjang dorong tempat Alya terbaring, wajahnya pucat, tubuhnya lemah, dan selimut putih kini ternodai darah. Perawat mendorong dengan cepat, dokter kandungan berjalan di samping sambil memberi instruksi.“Tekanan darah drop! Segera siapkan transfusi!”“Saturasi 88, oksigen pasang lebih tinggi!”Suara-suara panik bercampur jadi satu, tapi yang didengar Sean hanyalah isakan Alya.“Sean… jangan tinggalkan aku,” bisik Alya di sela masker oksigen yang menutupi wajahnya. Suaranya lirih, nyaris tak terdengar.Sean menggenggam tangannya erat. “Aku di sini. Aku tidak akan pergi, Sayang. Kau harus kuat. Demi aku, demi Rey, Leon, dan bayi kita.”Air mata mengalir dari sudut mata Alya. Sesaat kemudian, perawat menarik Sean mundur. “Tuan, Anda ha
Last Updated : 2025-10-03 Read more