Sean mengepalkan tangannya erat-erat. Napasnya memburu menahan amarah yang meledak di dada. Sementara itu, Adrian justru tersenyum santai, seolah situasi ini adalah bagian dari permainan kecilnya.“Aku tidak main-main, Sean,” kata Adrian dengan nada ringan, nyaris meremehkan. Ia memasukkan kedua tangannya ke saku celana dan berjalan beberapa langkah ke depan. “Aku butuh suntikan dana untuk menjalankan bisnis travel-ku. Lagipula, itu cuma secuil dari kekayaanmu saja, bukan?”Sean melangkah maju. Matanya membara. “Kau?” sentaknya geram, tapi sebelum Sean bisa mengeluarkan lebih banyak kata, Alya sudah bergerak lebih dulu.Ia berdiri di antara Sean dan Adrian, menghadang kontak mata mereka berdua. Dengan suara yang tegas namun bergetar oleh emosi, Alya berkata,“Berhenti memeras suamiku, Mas.”Adrian mendengus kecil, tidak menyangka Alya akan berbicara setegas itu. Alya melanjutkan, suaranya kian mantap,“Aku juga tidak keberatan kalau kau mau menuntut hak asuh atas Rey. Kita bertemu di
Last Updated : 2025-09-21 Read more