Malam itu sunyi. Di balkon lantai dua, Miranda berdiri membelakangi Alex, menatap rembulan yang menggantung malu-malu di langit gelap. Ia tak bersuara, hanya memainkan cincin di jari manisnya.Alex melangkah pelan, menyusul istrinya yang jelas-jelas sedang menahan sesuatu."Aku tak bisa terus begini, Alex," ucap Miranda akhirnya, suaranya nyaris seperti bisikan. "Setiap kau menyebut nama Riana, rasanya aku seperti hanya bayangan dari masa lalumu."Alex menarik napas panjang, menatap punggung wanita yang telah menemaninya bertahun-tahun itu. Ia mendekat, menempatkan dirinya di samping Miranda."Riana memang masa laluku, Mir," katanya lembut. "Tetapi masa depanku bersamamu. Kau adalah takdir Tuhan yang sangat manis karena darimu aku mendapatkan Sean, seorang putra yang hebat. Aku mencintaimu. Maaf karena membuatmu tak enak hati, Sayangku."Miranda menoleh perlahan, matanya yang biasanya tajam kini tampak berkaca-kaca. "Benarkah itu?" tanyanya pelan.Alex tersenyum, menggenggam tangan is
Last Updated : 2025-09-12 Read more