Semua Bab Putri Tertukar Dambaan Suamiku: Bab 11 - Bab 20

Karl secara refleks menghela napas lega. Untuk sesaat, dia bahkan tak tahu dirinya merasa lega karena Septha akhirnya datang untuk membela Gisella atau karena kemunculan Septha berarti wanita itu masih peduli padanya.Namun tak disangka, saat tiba di pintu, dia sama sekali tidak melihat Septha. Yang muncul justru seorang pria berjas dan berdasi."Pak Karl," sapa pria itu dengan sopan. "Aku adalah pengacara Bu Septha. Hari ini aku datang untuk menggantikan beliau dalam konferensi pers ini."Wajah Karl langsung menjadi dingin. "Di mana Septha?"Pengacara itu tersenyum sopan. "Bu Septha nggak bisa hadir."Tidak bisa hadir? Karl langsung mengernyit. Jangan-jangan dia sakit? Hari ini, wajah Septha memang tampak lebih pucat dari biasanya.Karl hendak bertanya lebih lanjut, tetapi orang tua Keluarga Salim sudah keluar.Begitu tahu Septha tidak datang sendiri dan hanya mengutus pengacara, wajah keduanya langsung berubah tegang."Apa maksudnya ini? Septha menyuruh pengacara datang untuk mengusi

Sementara itu, di Negara Tuvalu, konferensi pers berakhir dalam kekacauan.Saat meninggalkan lokasi, Gisella menangis dan langsung jatuh ke pelukan Karl. "Karl, Kak Septha benar-benar ingin menghancurkanku. Sekarang seluruh dunia tahu kalau aku bukan putri kandung Keluarga Salim. Aku ... aku nggak punya rumah lagi ...."Karl mengerutkan kening, terlihat sedikit tak fokus. "Orang tuamu selalu menganggapmu sebagai anak sendiri.""Tapi, tetap saja aku bukan anak kandung." Suara Gisella tercekat. "Aku hanya ingin punya keluarga yang benar-benar milikku. Bahkan orang tua kandungku nggak menginginkanku. Satu-satunya yang bisa kuandalkan sekarang cuma kamu."Karl tertegun. Saat menunduk, dia baru menyadari bahwa wajah Gisella sudah memerah."Karl, aku tahu selama ini kamu punya perasaan padaku. Tapi karena pernikahanmu dengan Septha, kamu menahan diri. Sekarang Septha sendiri yang mengajukan cerai, bukankah kita akhirnya bisa benar-benar bersama?"Sambil berkata begitu, Gisella mendekatkan bi

Langkah kaki Karl sontak terhenti.Ayah Gisella yang baru saja menutup telepon, menatapnya dengan penuh kecemasan. "Ini gawat sekali, Karl! Grup Unis tiba-tiba menghentikan semua kerja sama mereka dengan kami dan juga dengan Keluarga Arisona!"Wajah Karl pun berubah suram. Grup Unis adalah perusahaan besar. Selama ini, lebih dari setengah bisnis Keluarga Salim dan Keluarga Arisona bergantung pada mereka. Kalau Grup Unis benar-benar mundur, risiko kebangkrutan pun mengintai!Beberapa hari berikutnya, Karl sibuk menangani krisis dengan Grup Unis sambil terus mencari keberadaan Septha. Awalnya, dia mengira Septha cuma marah sebentar dan akan segera kembali. Namun, beberapa hari telah berlalu dan Septha tak juga muncul.Sekali lagi, Karl memanggil asistennya, "Kamu yakin Septha nggak pergi ke Idalia?"Asisten menjawab, "Aku sudah cek semua penerbangan ke Idalia, nggak ada satu pun atas nama Bu Septha. Hanya ada satu penerbangan dengan pesawat pribadi yang data penumpangnya nggak bisa dicek

Suasana langsung membeku. Tak lama kemudian, beberapa teman Karl tertawa terbahak-bahak."Pesta ini diadakan untukmu? Maksudmu, kamu putri tunggal Keluarga Brando?""Hahaha! Septha, siapa sih yang nggak tahu kamu itu cewek kampungan dari Keluarga Salim? Kamu ini menghilang karena pergi mengobati penyakit delusimu ya? Tapi, pengobatanmu kayaknya gagal total. Masih bisa bicara ngawur siang bolong begini!"Mereka semua tertawa sampai keluar air mata. Orang tua Keluarga Salim pun tampak murung."Kamu benar-benar sudah gila! Mulutmu itu nggak bisa dijaga!" Sang ibu menarik tangan Septha dengan kasar. "Pulang sana!"Gerakannya begitu kasar sampai Karl yang semula diam sontak memasang wajah dingin, berniat melindungi Septha. Namun, sebelum sempat bergerak ...."Ada apa ini?" Suara berat dan penuh wibawa terdengar dari arah pintu.Seketika, semua orang terdiam. Mereka menoleh dan melihat sepasang pria dan wanita berjalan masuk.Seseorang langsung berseru, "Itu pasangan Keluarga Brando!"Seketi

Tangis Gisella mendadak terhenti.Dulu, saat Karl terjebak di area perburuan, yang nekat menerobos masuk sendirian tanpa memedulikan bahaya dan berhasil menyelamatkannya adalah Septha.Namun saat Septha tak sadarkan diri, Gisella mengambil kesempatan untuk mengklaim seluruh jasa itu sebagai miliknya sendiri.Padahal, Gisella sebenarnya tidak tahu apa yang benar-benar terjadi di dalam hutan. Dia hanya menebak dari ucapan dokter waktu itu, yang menyebut tubuh Karl penuh luka bekas jatuh.Maka, dia pun menyimpulkan bahwa Septha pasti menolong Karl dari dasar tebing dan dia membawa cerita itu seolah dialah yang melakukannya."Aku ...." Gisella panik, berusaha memperbaiki kebohongannya. Namun, siapa itu Karl? Seorang penguasa kerajaan bisnis seperti dia, mana mungkin mudah dibohongi?Tatapan Karl memicing, suaranya dingin saat berkata, "Hari itu di hutan, kamu sempat melihat binatang buas?"Gisella tidak berani menatapnya. Suaranya gemetar, "Ng ... nggak ada ...."Kilauan terakhir di mata K