Restoran itu temaram diterangi cahaya lilin yang bergoyang lembut di setiap meja. Dindingnya berlapis kayu tua mengkilap, aroma rempah hangat bercampur samar dengan bau anggur merah yang baru dibuka. Musik jazz pelan mengalun dari sudut ruangan, seakan ingin menenangkan, tapi justru membuat udara di antara mereka terasa semakin berat.Runa melangkah masuk, tumit sepatunya beradu dengan lantai kayu, setiap langkah terdengar mantap dengan irama yang sempurna. Matanya menangkap sosok Darrel yang sudah duduk di meja pojok, jas hitamnya rapi, dasinya tertata sempurna, dan di bibirnya tersungging senyum tipis. Senyum yang bagi kebanyakan orang tampak hangat, tapi bagi Runa justru terasa seperti jerat yang siap mengencang.“Kamu cantik sekali malam ini, Sayang,” ucap Darrel sambil bangkit, menarik kursi untuknya dengan gerakan yang terlalu manis untuk bisa dipercaya.Runa duduk perlahan, menatapnya datar. “Kamu tidak bilang akan ada makan malam seperti ini.”Darrel mengangkat alis, tersenyum
Terakhir Diperbarui : 2025-08-13 Baca selengkapnya