Runa berdiri di depan pintu kamar rumah sakit dengan napas menggantung. Ada jeda yang panjang sebelum akhirnya ia berani mengetuk, lalu mendorong perlahan.Mama Darrel terbaring di ranjang, mengenakan selimut tipis. Wajahnya pucat, tapi tetap berusaha menampilkan senyum saat melihat Runa melangkah masuk.“Kamu datang, Nak…” suaranya lirih, nyaris seperti bisikan.Runa menunduk. Ada rasa bersalah yang menyesakkan. Ia berjalan mendekat, menarik kursi, lalu duduk di samping ranjang tanpa banyak bicara.“Darrel?” tanyanya pelan.“Barusan pulang. Dia nggak tahan lihat mama begini,” jawab Mama Darrel.Mereka diam beberapa saat. Lalu suara Mama Darrel kembali terdengar, kali ini lebih pelan, namun tegas.“Nak, mama minta tolong satu kali lagi. Pertimbangkan. Jangan tinggalkan Darrel.”Runa menegang. Ia menatap ibu mertuanya, mencoba menyusun jawaban, tapi tak ada kata-kata yang cukup. Yang ada hanya kekosongan, dan lelah yang sejak lama ia pendam sendiri.“Ma ... aku dan Darrel nggak seperti
Terakhir Diperbarui : 2025-08-07 Baca selengkapnya