“Jelaskan.”Suara itu pelan, tapi memiliki tekanan yang membuat udara di ruangan terasa menegang.Leah menunduk sedikit, tangannya saling menggenggam erat di pangkuan. Ia bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Cepat, gugup, dan penuh ketakutan yang berusaha ia tekan.Alesco berdiri di depan jendela, membelakangi Leah. Dari celah tirai, cahaya lampu halaman menyinari sebagian wajahnya, garis rahang yang tegas, bayangan gelap di bawah matanya, dan kilatan dingin di iris abu yang tak bisa disembunyikan bahkan ketika ia berusaha tenang.“Dia seorang Roderic,” ujarnya datar, masih menatap keluar. “Dan kau tahu apa artinya itu, Sunshine.”Leah menelan ludah, suaranya nyaris bergetar saat menjawab, “Aku tahu. Tapi Alee, dia hanya anak kecil. Luka di pelipisnya belum sembuh, dan—”“Luka itu bukan alasan,” potong Alesco tajam, akhirnya berbalik menatapnya. “Kau membawa masuk di
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-11-01 อ่านเพิ่มเติม