Ketika melihat putrinya yang mungil berjinjit memasang hiasan, hati Brielle mendadak terasa nyeri."Mama, lihat deh, aku gantungnya bagus nggak?" tanya Anya sambil tersenyum ceria."Bagus sekali," jawab Brielle. Namun begitu berbalik, air matanya tiba-tiba jatuh tanpa bisa ditahan."Mama, aku mau gantung yang di sana lagi ya. Nanti kalau sudah besar, aku juga bisa bantu Mama kerja! Aku 'kan asisten kecil Mama."Brielle menggigit bibir, air matanya berderai deras. Dia menutup mulut dengan tangan, lalu beranjak ke ruang tamu. Dulu, dia sering berharap putrinya cepat mengerti dan bisa mandiri. Namun kini saat melihat Anya seakan dipaksa untuk dewasa lebih cepat, dia justru merasa sangat bersalah.Ketika Brielle sudah menenangkan diri dan kembali, dia melihat Anya sudah menggantung banyak lampion kecil di ranting pohon hias. Momen itu lagi-lagi membuat Brielle merasa berbahagia.Tibalah malam tahun baru.Brielle menerima banyak pesan ucapan dari teman-temannya, yaitu Lambert, Harvis, dan N
Read more