Telepon dari Raka masuk, suara beratnya terdengar di seberang, "Baik, aku ke sana.""Barangnya aku taruh di laci meja kantor. Ambil sendiri saja," jawab Brielle singkat sebelum menutup panggilan.Sementara itu, Devina baru naik ke mobil ketika ponselnya berdering menunjukkan panggilan dari Raline. Dia segera mengangkat. "Halo! Kak Devina, kakakku datang untuk mengambil gelangnya?""Nggak. Aku sudah memberikannya pada Brielle.""Apa? Kenapa kamu kasih ke dia? Nenekku nggak pernah bermaksud memberikannya padanya!""Raline, aku cuma berniat baik, tapi dia malah menamparku." Devina tertawa getir."Kurang ajar! Apa haknya dia menamparmu?""Aku juga nggak tahu. Mungkin dia jijik karena aku sudah memakainya, atau mungkin ... aku salah bicara.""Kamu bilang apa?""Aku cuma bilang aku seharusnya nggak merebut cinta yang bukan milikku," Devina menghela napas pelan. "Mungkin itu membuatnya marah."Raline segera menenangkan, "Kak Devina, itu bukan salahmu. Jangan pikirkan dia. Brielle cuma melampi
Read more