“Om Kevin,” ucap Rain pelan, suaranya serak menahan amarah. Sorot matanya tajam, penuh bara. Pagi itu, tanpa pikir panjang, Rain segera menghubungi Kevin melalui panggilan telepon. Deru napasnya berat, seolah tiap helaan adalah ledakan emosi yang tertahan. “Ya, Rain?” sahut Kevin dari seberang, terdengar bunyi lalu lintas di latar belakang. “Om, Rain minta tolong. Usut pelaku yang udah membunuh salah satu staf di perusahaan Papa,” ucap Rain tegas. Ia berjalan menuju balkon apartemen, menatap jauh ke bawah, ke arah jalanan yang masih diselimuti kabut pagi. “Saya nggak mau kasus ini ada kaitannya sama Ibnu.” Kevin terdiam sesaat di ujung telepon sebelum akhirnya menjawab, “Om pastikan itu bukan ulah dari Ibnu, Rain. Tim forensik lagi ngurus jenazah dan nyari bukti. Tim IT juga lagi lacak panggilan terakhir, percakapan, pesan, dan perjalanan terakhir dari korban.” Suaranya terdengar padat dan profesional, tapi ada sedikit kegelisahan yang tak bisa ia sembunyikan. Rain mengepalk
Last Updated : 2025-11-08 Read more