All Chapters of Kini Aku Jadi Tantemu!: Chapter 41 - Chapter 50

Ekspresi Mira sontak kaku. "Aurora, kamu masih belum bisa memaafkan Ibu?""Sekarang kamu sudah bebas dari penjara, semuanya sudah berlalu. Ibu ingin bantu kamu daftar kuliah dan menyekolahkan kamu lagi. Setelah Ibu keluar dari rumah sakit, Ibu juga mau adakan pesta penyambutan buat kamu, merayakan kebebasanmu. Semua itu sudah Ibu rencanakan. Aurora, bisakah kamu jangan marah lagi sama Ibu?""Tidak perlu," jawab Aurora dengan nada tenang. Hanya saja suaranya kali ini sedikit lebih lembut dari sebelumnya. Tidak lagi sekeras dan sedingin dulu.Bagaimanapun, Mira telah membesarkannya selama lebih dari sepuluh tahun. Sekarang ibu angkatnya sedang sakit, jadi dia hanya bisa bersikap lebih baik agar tidak membuat Mira makin stres dan memperparah sakitnya.Akan tetapi, yang tidak dia sangka, Mira langsung mencabut infus di tangannya, turun dari ranjang, lalu berlutut di hadapan Aurora sambil menarik lengannya."Aurora, lima tahun lalu memang salah Ibu. Tapi Elira sudah menderita begitu banyak

Namun, perhitungan Mira ternyata salah. Hubungan antara dia dan Zayden sama sekali tidak seperti yang dikatakan Elira."Ibu! Apa Ibu sudah gila? Zayden itu paman kandungnya Kak Ares! Dia adik kandung Tante Zara! Kalau Aurora bersama Zayden, aku harus bagaimana?" Elira panik dan bicara tanpa berpikir. "Tante Zara pasti akan melarang. Dia emang tidak bisa mengendalikan Zayden, tapi paling tidak dia bisa mengendalikan Kak Ares!"Bagaimanapun, Elira dan Aurora masih saudara secara hukum. Dengan kepribadian Zara yang sangat menjaga harga diri, dia pasti tidak akan bisa menerima hubungan serumit ini. Kakak dengan pamannya, adik dengan keponakannya."Apa susahnya? Aurora bukan anak kandung Keluarga Guntara. Selama Aurora keluar dan hidup mandiri, dia jadi individu yang terpisah. Dengan begitu, dia bisa bersama Zayden, dan kamu tetap bisa bersama Ares." Mira berkata sambil tersenyum, seolah-olah sudah melihat masa depan Keluarga Guntara yang penuh kemuliaan.Aurora merasa dirinya seperti baran

"Tenang saja, aku tidak akan meminta uang dari cowokmu. Karena Kael adalah anak yang kulahirkan, aku akan bertanggung jawab atasnya." Ekspresi Aurora sangat serius. Dengan cara halus, dia menolak Mira. "Lagi pula, aku membawa anak, tidak nyaman kalau harus tinggal di Keluarga Guntara lagi."Mira menghela napas. "Aurora, kenapa kamu harus sekeras kepala ini? Memangnya kamu sanggup membesarkan Kael sendirian? Tapi kalau kamu benar-benar bisa, Ibu juga tidak akan memaksamu."Kalau Keluarga Anandara benar-benar menyerahkan Kael pada Aurora, maka memang tidak pantas membiarkan dia membawa anak itu kembali ke Keluarga Guntara. Anak itu benar-benar tidak disukai, dan sebagai nenek tirinya pun, Mira tidak punya tenaga lagi untuk mengurusnya."Baiklah, kita anggap sudah sepakat." Aurora tahu, kalau dia benar-benar membawa Kael, Keluarga Guntara tidak akan mau menerimanya lagi.Karena itulah dia mengusulkan hal ini.Nevan lalu berkata dengan yakin, "Kamu tidak akan sanggup membesarkan Kael sendi

"Kalau begitu, terima kasih banyak, Nyonya Mira," ucap Zayden dengan ekspresi datar. Meski terdengar sopan di permukaan, ucapannya tetap menyisakan kesan dingin dan sulit untuk didekati.Aurora pun ikut bersamanya meninggalkan tempat itu.Setelah kembali ke kamar rawat Elric, Aurora segera berkata, "Tuan Zayden, kalau kamu ada urusan, silakan saja pergi. Aku akan tetap di sini menjaga Elric, kamu tidak perlu khawatir.""Tadi... terima kasih, ya."Aurora ragu-ragu sejenak, tapi akhirnya tetap mengucapkan rasa terima kasihnya."Elric ke depannya pasti akan sering merepotkanmu, jadi tidak perlu berterima kasih padaku. Justru aku yang harus berterima kasih padamu." Wajah dingin Zayden tampak lebih lembut saat terkena cahaya matahari, lalu dia menambahkan, "Selain itu, penyebabnya sudah ditemukan. Elric masuk rumah sakit karena ulah ahli gizi. Jadi kamu tidak perlu terus menyalahkan diri sendiri.""Sebelumnya aku juga salah paham padamu, jadi aku minta maaf."Nada suara Zayden saat meminta

Selain itu, Elric juga mengidap autisme, jadi wajar saja Zayden tidak terlalu menyukainya.Jadi sekarang alasan Elric diserahkan ke Aurora untuk dirawat, juga karena Zayden benar-benar menganggapnya tidak penting, ya?"Tuan Zayden, mungkin kamu memang tidak terlalu peduli pada anakmu. Tapi bagaimanapun, menyerahkan Elric pada seseorang seperti Aurora yang punya masa lalu kelam bukanlah keputusan yang bijak. Itu bisa memberi pengaruh buruk padanya," ucap Elira dengan nada pura-pura serius. "Aku mengatakan ini karena kamu adalah paman kandung Ares. Aku hanya ingin bicara jujur.""Apa aku harus berterima kasih atas perhatianmu, Nona Elira?"Wajah Zayden sudah sedingin es, dan tatapan dinginnya membuat seluruh tubuh Elira gemetar."Tidak perlu, aku cuma sekadar menyampaikan saja." Elira tidak berani bicara lebih jauh, karena pria itu terasa begitu mengintimidasi.Dia pun langsung pergi sambil menunduk.Tatapan Zayden menjadi lebih gelap.Sepertinya dugaannya benar. Elira bukan orang yang m