Di musim hujan badai, hujan deras mengguyur.Gerbang Penjara Wanita Jinara perlahan terbuka.Aurora Guntara, mengenakan kaus putih dan celana jins model usang, berjalan keluar dengan langkah goyah. Dia tidak membawa payung, membiarkan air hujan membasahi wajahnya yang polos tetapi tirus.Dari mobil hitam di pinggir jalan, seorang pria bertubuh tinggi keluar. Dia membawa payung dan berjalan ke arah Aurora. Saat dia tiba di depannya, ekspresinya sedikit tertegun, "Sudah lima tahun, Aurora, kamu makin kurus.""Ayo ikut aku pulang. Ibu sudah menyiapkan meja penuh makanan. Semua orang sedang menunggumu."Baru kemudian Aurora perlahan mengangkat kepalanya, menatap pria di depannya, dan sudut bibirnya melengkung membentuk senyum mencela diri sendiri. "Tuan Nevan, tidak perlu kamu repot-repot.""Keluarga Guntara bukan rumahku, aku tidak perlu kembali."Dia mengatakan itu dengan tegas, berbalik dan hendak pergi, tetapi pria itu menarik lengannya dengan kuat. "Aurora, apa yang kamu lakukan! Kamu
Baca selengkapnya