Hujan deras mengguyur sore itu. Di balik kaca mobilnya yang basah, Devan menatap layar ponsel dengan tatapan kosong. Di sana, terpampang foto Nathan dan Maira — tertawa bersama di sebuah kafe, senyum mereka terlihat terlalu akrab, terlalu tulus untuk disebut, “Om dan keponakan.”Jemarinya meremas ponsel itu begitu kuat hingga buku-bukunya memutih. “Kali ini aku nggak akan mengalah,” gumamnya lirih. “Baiklah, Nathan. Kita lihat siapa yang akan dipilih Maira.”Meski jawabannya sudah jelas, Devan tak gentar bersaing dengan Nathan. Apa lagi hubungan terlarang mereka pasti akan menghancurkan kedua belah pihak dan menumbangkan salah satunya.Tangannya berselancar di atas layar ponsel mengetik sesuatu dengan cepat.[Kirimkan semua bukti hubungan Nathan dan Maira malam ini. Jangan sampai ada yang tahu.]Detik berikutnya, notifikasi balasan masuk.[Tenang, bos. Besok pagi semua akan sampai di tangan keluarga besar.]Senyum miring muncul di wajah Devan. Untuk pertama kalinya, dia merasa puas at
Last Updated : 2025-11-10 Read more