Все главы Liontin Pemikat Hasrat: Глава 41 - Глава 50

Selesai acara makan malam, setelah para tamu pergi meninggalkan kediaman keluarga Prambudi, Aizar memilih pergi ke gazebo di belakang rumah. Tempat itu kini telah dibersihkan oleh Kang Kamal, bahkan sudah dialasi dengan permadani dan sebuah bantal bewarna biru berukuran besar. Aizar merebahkan tubuh di tempat itu sambil menatap ke atas langit yang dihiasi bintang-bintang. Seketika itu juga ia teringat kehidupannya selama di desa. Selama belasan tahun tinggal di sana hidupnya aman dan tenteram, tidak ada sembarang masalah pun yang mengganggu pikirannya. Tapi, berbeda dengan saat ini. Baru saja ia menginjakkan kaki di rumah keluarganya, tiba-tiba saja dia harus dihadapkan dengan masalah yang cukup serius yang mengganggu pikiran'""".“Aku pikir semua orang dengan senang hati menerima kehadiranku di rumah ini, rupanya aku harus berhadapan dengan keluarga Om Dharma yang menentang keinginan Kakek menjadikan aku sebagai pimpinan perusahaan. Kalau aku menolak, akan mengecewakan Kakek dan Mam

Mendengar suara mobil berderum dari dalam garasi, Debby yang masih terjaga melongok ke luar jendela kamar. Ia heran melihat Aizar malam-malam keluar rumah. Pasti dia keluar mau menemui cewek-cewek nakal kenalannya di pusat perbelanjaan itu, pikir Debby.Mobil sedan yang dikendarai Kang Kamal mulai melaju di dalam kompleks perumahan elit Villa Garden.“Kita mau pergi kemana, Tuan?” tanya Kang Kamal setelah mobil mereka sudah berada di depan jalan raya.“Antar aku ke Pabrik Aiwa, aku mau ketemu temanku yang tinggal di belakang pabrik itu,” jawab Aizar.“Pabrik Aiwa? Kalau nggak salah pabrik itu berdekatan dengan pabrik Shine milik kakeknya Tuan ya?” tanya Kang Kamal coba memastikan.“Iya betul, Kang, di sana tempatnya,” jelas Aizar.“Siap, Tuan, kita akan segera pergi ke sana,” tambah Kang Kamal mulai memecut mobilnya di jalan raya yang sepi.Sepanjang jalan, Aizar yang duduk di kursi penumpang di bagian belakang melihat jalan yang dia lalui melalui jendela. Tampak ruko mewah yang berad

Selina merebahkan tubuh, lalu meminta Aizar untuk mengikutinya. “Aku akan selalu mengingat saat-saat ini, aku wanita biasa bisa memberi kebahagiaan pada lelaki terhormat seperti kamu, Aizar,” ucap Selina saat Aizar masih melakukan gerakan maju mundur di atas tubuhnya dalam waktu yang cukup lama. “Apa kamu bahagia, Aizar?” tanya Selina setelah Aizar terkulai lemas di atas tubuhnya. Aizar hanya mengiyakan dengan anggukkan kepala sambil mengatur napas yang tak beraturan.Dengan tubuh dipenuhi keringat, Aizar bangkit dari tempat tidur, lalu masuk ke dalam kamar mandi. Saat air shower yang dingin mengguyur tubuhnya, ia menyayangkan persetubuhan itu terjadi seperti keinginan Selina, membuat rasa penasaran dalam diri Aizar pada gadis itu tiba-tiba saja hilang begitu saja. Selina tidak beda dengan wanita lain yang pernah aku temui, pikir Aizar detik itu.Setelah pulang dari rumah Selina, Aizar langsung masuk ke dalam kamar tidur. Tanpa melakukan apa-apa lagi ia langsung memilih merebahkan t

Saat keluar dari kamar Debby, Aizar mendapati Kek Pram sudah beranjak dari ruang makan. Lalu, keduanya bersamaan keluar rumah menuju garasi. Tampak supir pribadi Kek Pram sudah menunggu di samping mobil berwarna hitam dengan pintu sudah terbuka lebar.“Kamu duduk di belakang saja sama Kakek,” ucap Kek Pram meminta Aizar.Aizar pun berjalan memutar ke sebelah kanan lalu masuk di tempat duduk penumpang di bagian belakang di samping Kek Pram.“Kita langsung ke kantor, Warso,” perintah Kek Pram pada supir pribadinya yang sudah bersiap di balik kemudi. Lelaki berkulit sawo matang dan berambut cepak itu pun mengiyakan, lalu ia segera memandu mobil meninggalkan rumah menuju kantor Shine Grup yang berada di sebelah utara kompleks perumahan Villa Garden.Saat di perjalanan, Aizar mengutarakan keinginannya untuk menjadikan Kang Kamal sebagai supir pribadi. Kek Pram pun mengizinkan, bahkan ia akan memberikan salah satu mobil perusahaan untuk digunakan Aizar. Sesampainya di kantor Shine Group k

Di tengah-tengah acara meeting, Kek Prambudi memperkenalkan sang cucu pada para stafnya, bahwa dia yang akan menggantikan posisinya sebagai seorang presiden direktur. Seketika semua orang menyambut dengan bertepuk tangan. Aizar yang masih berdiri di samping Kakek membalas sambutan mereka dengan senyum dan ucapan terima kasih.“Dalam waktu sebulan hingga dua bulan ke depan, Pak Aizar baru akan aktif menjabat sebagai pimpinan. Saat ini aku sedang mempersiapkan semuanya agar nanti saat dia resmi menjadi Presdir dia sudah menguasai semua tugas dan tanggung jawab yang dia emban,” jelas Kek Pram bicara penuh semangat di depan semua orang.“Pak Pram, boleh saya tahu, cucu Bapak ini lulusan dari universitas mana? Apa baru saja lulus dari luar negeri, Pak?” tanya salah seorang staf pada Kek Pram yang merasa penasaran.“Tidak perlu berpendidikan tinggi untuk menjadi penggantiku. Aku saja hanya tamatan SMP, jadi pendidikan itu tidak penting lagi buat seorang Presdir. Makanya aku angkat para staf