Semua Bab Duchess : Terlahir Kembali Demi Dendam: Bab 231 - Bab 240

“Tenang sedikit, dan tolong lepaskan tanganku! Aku masih memerlukannya.” Abel meminta dengan amat sopan, sambil tersenyum kesakitan. Bree menyentuh paha Rad, yang ada di sampingnya, baru kemudian Rad melepaskan tangan itu. “Ahh…” Abel memijat pergelangan tangannya, sambil mendengus. “Tolong jangan cepat tersinggung! Temperamenmu bahkan lebih buruk dari werewolf.” Abel mengeluh sekali lagi. “Aku tidak peduli pada Werewolf, yang aku pedulikan adalah kau! Jika kau ke sini hanya untuk bertemu Bree, maka lebih baik kau pergi!” usir Rad. Abel menggerutu sambil menggelengkan kepala. “Aku tadi berharap bertemu Inhumane yang lebih normal, tapi ternyata kau juga tempramental.” “Permisi.” Perdebatan terpotong, karena Campy datang membawa minuman teh hangat. “Hmm… Maaf, apa kau punya susu dan juga madu?” tanya Abel kepada Campy. “Tentu saja kami punya.” Campy mengangguk. “Bisa tolong kau bawakan aku susu hangat dan juga madu saja? Aku tidak bisa minum teh, ataupun yang lainnya.” “Tentu.

"Kau Imperfect? Kekuatanmu itu berasal dari Imperfect?” Rad memandang Abel dari ujung kepala sampai ujung kaki. “Ya, itu salah satu kelebihanku sebagai Imperfect,” kata Abel dengan santai. “Tapi aku tidak seperti itu! Maksudku kecepatan dan kekuatan fisikku tidak berbeda dari manusia!” Bree menyela. Teringat bagaimana tangannya tak kuasa mengangkat pedang Rad. Tubuhnya tidak seperti itu. “Imperfect adalah makhluk yang beragam, Bree. Seperti manusia yang memiliki sifat masing-masing, Imperfect mempunyai kekuatan yang tidak sama satu sama lain. Tidak bisa diprediksi, karena sifat Elf yang diwarisi biasanya berbeda..” Abel kembali mengangkat cangkirnya, tapi kemudian kecewa. Minumannya telah habis. Rad melihat tapi tak mau repot memanggil Campy. Abel kemudian melanjutkan penjelasan. “Ada Imperfect yang sangat jelas mewarisi kekuatan fisik Elf yang diturunkan seperti pada diriku. Fisik ini mencakup kekuatan tubuh -cepat dan kuat, serta umur panjang seperti Elf. Lalu ada juga Imperfe

“Kegemaranmu adalah melukis?” Pertanyaan yang membuat Bree menoleh sejenak, dan melihat Abel dengan rambut masih berantakan berjalan menghampiri, lalu berdiri mengamati hasil lukisan Bree. Bree sedang melukis di ruang depan, mengamati halaman kastil dari jendela. Sejak beberapa hari yang lalu, memang Bree selalu lukis di tempat ini, ingin menangkap pemandangan yang menjadi modelnya. “Kau sudah bangun akhirnya?” Bree menggelengkan kepala, sambil tersenyum geli. Tidak menyangka Abel bisa tidur hampir selama dua puluh empat jam. Abel datang kemarin, lalu tertidur sebelum malam datang. Dan saat ini sudah hampir sore lagi, Abel terlihat seperti orang yang memang baru bangun tidur. “Ya. Aku terlalu memforsir kekuatan beberapa minggu sebelumnya, jadi sekarang aku harus membayar harganya. Istirahat lebih lama dari yang seharusnya, tapi paling tidak sekarang lebih segar.” Abel mengangkat tangan, meluruskan punggung dan menggeliat. “Pekerjaan menjadi Hunter sangat berat?” tanya Bree. “Ti

“Aku tidak mengatakan kepada semua orang soal Imperfect ini, Bree. Aku tidak tahu bagaimana reaksi mereka. Jadi aku berusaha berbaur senormal mungkin, kecuali jika aku sedang bertarung. Aku akan mengeluarkan seluruh kemampuan, seperti saat melawanmu kemarin. Aku tahu kau tak bisa diremehkan.” Abel menunjuk Rad. “Sudah, lanjutkan saja tentang Ben!” Rad memotong kisah panjang Abel. Pria itu terlalu suka bercerita. “Ya, yang jelas pada akhirnya, Dewan Tertinggi mengirim Hunter ke sana --termasuk aku, untuk menjelaskan semuanya. Dan itu juga menyebalkan sekali. Raja itu sombong sekali!” Abel mengeluhkan Bastien. “Sudah jelas anaknya memilih jalan sesat menjadi penyihir, tapi dia masih terlihat begitu tinggi hati.” “Dia dibesarkan untuk menjadi tinggi hati. Bourbon adalah keluarga penguasa, karena itu takkan pernah terlihat rendah diri.” Abel mendecak. “Kami sampai harus sedikit memaksa untuk menempatkan beberapa Hunter di sekitar istana, padahal ini untuk keselamatan dirinya sendiri

Sorrel lalu menggeleng dengan wajah prihatin. “Poor girl, dia sendirian. Pasti ketakutan.” Wajah Sorrel terlihat sedih. “Terima kasih sudah melengkapinya.” Mendadak Sorrel berpaling pada Rad, yang tanpa sengaja memikirkan soal Miriam, berdasar dari kisah yang diceritakan Trey pada dirinya. Tentang Bagaimana Trey menemukan Miriam di tepi sungai, dan menolongnya. Bree tidak tahu kisah ini, karena itu kisah dalam kepala Rad melengkapi segala ingatan yang saat ini ada di benak Bree. Semua kisah itu sekarang juga ada di dalam kepala Sorrel, dan dia diam sambal mengatupkan tangan. Tak ada yang berani bicara, semua menatap, sampai Sorrel mendongak menatap Bree. “Cincin itu adalah apa yang membuat ibumu sakit, tapi telah melaksanakan tugasnya dengan baik, yaitu melindungimu dari nasib yang tidak adil.” Dan begitu saja, Sorrel menyimpulkan segala kisah panjang yang dilalui Bree sampai saat ini, kisah yang sejak tadi diungkap tanpa kata dengan mudahnya. Tapi ini terlalu cepat untuk dicer