All Chapters of Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan: Chapter 221 - Chapter 230

"Aku ... tentu saja aku kasihan! Aku juga merasa bersalah! Tapi satu hal jangan dicampuradukkan sama hal lain." Nikki sama sekali tidak menyangka, bahkan sebelum menemukan tempat tinggal dan perceraian belum juga dimulai, malah muncul masalah baru lagi!Yang dia pikirkan sekarang, kalau sampai kehilangan pekerjaan, berarti dia tidak punya uang. Lalu, bagaimana dia bisa menyewa rumah dan pindah keluar? Kalau begitu, sampai kapan perceraian ini akan tertunda?"Aku nggak peduli. Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan masalah ini, biar aku yang urus." Ralph sudah mantap dalam keputusannya dan tidak memberi Nikki sedikit pun kesempatan.Nikki pun naik pitam, "Ralph, bisa nggak kamu pakai logika sedikit! Urusanku bisa aku tangani sendiri, bisa nggak kamu jangan terlalu otoriter dan memaksa? Lagi pula kita sebentar lagi bercerai, kamu nggak punya hak lagi untuk mengatur hidupku!""Aku belum setuju bercerai denganmu.""Tapi aku sudah memutuskan!"Nikki membentak kalimat ini, lalu suasana langsung

Ralph bilang akan pulang lebih awal, tapi ternyata sampai jam sepuluh malam baru terdengar suara mobil di halaman.Nikki tentu saja tidur di kamar tamu bersama putrinya. Si kecil sedang menyusu hingga tertidur, Nikki berbaring sambil bermain ponsel. Dia masih melanjutkan obrolan dengan Yuni soal mencari rumah sewa, sekaligus menceritakan masalah ASI yang sempat "diracuni".Yuni sangat terkejut. Dia langsung menceritakannya pada suaminya, lalu menelepon balik. Namun Nikki melihat putrinya hampir tertidur, dia buru-buru menutup telepon, lalu mengetik pesan.[ Adik hampir tidur, aku nggak berani angkat telepon. ][ Yuni: Kalian mau bagaimana menangani ini? Jovan bilang, tindakan seperti ini sudah masuk kategori tindak kriminal. Bisa langsung lapor polisi, mereka bisa ambil sidik jari dari barang bukti, begitu dicocokkan pasti bisa ketahuan pelakunya. ]Nikki juga sudah sempat terpikir begitu. Namun, dia khawatir kalau sampai heboh akan berdampak buruk bagi citra perusahaan.Nikki baru mas

Dalam keadaan panik, Ralph hampir saja menceritakan apa yang sebenarnya terjadi malam itu. Namun mengingat malam itu Shireen sempat menyatakan perasaan padanya, bahkan berharap setelah mereka sama-sama bercerai bisa bersama. Kalau dia mengatakannya, Nikki pasti akan lebih salah paham. Hubungan mereka hanya akan semakin memburuk.Jadi, dia tidak bisa mengatakan kebenarannya.Sikapnya yang tampak ingin bicara tetapi akhirnya terdiam itu membuatnya terlihat seperti reaksi menutup-nutupi karena merasa bersalah."Setelah masalah ASI selesai, kita segera urus perceraian." Suara Nikki terdengar pasrah, hatinya sudah mati rasa. Dia tidak sanggup lagi menahan pengkhianatan dan kebohongan suaminya yang berulang kali terjadi.Dia menatap wajah tampan dan tegas Ralph dengan tenang, lalu berkata sungguh-sungguh, "Anggap saja aku memohon padamu, lepaskan aku. Setidaknya biarkan kita berpisah dengan sedikit kesan baik yang tersisa."Usai bicara, Nikki tidak menunggu jawaban Ralph. Dia berbalik dan ke

Nikki berbalik menatap semua rekan kerja, lalu berkata dengan nada agak tinggi, "Sehari sebelum kemarin, aku menyimpan ASI di kulkas ruang teh. Entah siapa yang sengaja menambahkan sesuatu ke dalamnya seperti yogurt atau milk tea sampai membuat anakku jatuh sakit.""Aku harap orang itu berani bertanggung jawab dan mengaku. Kalau dia mengaku, masalah ini bisa diselesaikan secara internal. Tapi kalau nanti terbukti olehku, aku hanya bisa melaporkannya ke polisi."Braaak ....Begitu kata-kata itu dilontarkan, semua rekan kerjanya terkejut dan suasana langsung menjadi gaduh."Siapa yang bisa berbuat begini? Menyakiti bayi, kejam sekali!""Aku nggak mungkin ... aku lagi diet, bahkan nggak minum milk tea!""Aku juga nggak minum, belakangan ini aku kontrol gula!""Nikki, apa kamu nggak salah paham? Memang banyak orang iri kamu diperhatikan atasan, tapi sampai hati menyakiti bayi? Itu terlalu jahat!"Beberapa orang buru-buru menyatakan diri tidak bersalah.Nikki berkata tegas, "Nggak mungkin s

Beberapa rekan kerja sempat ingin maju membela, tetapi begitu teringat bahwa Nikki kemungkinan akan naik jabatan dan menjadi anggota Karim, mereka pun tidak berani menyinggungnya. Akhirnya tidak ada seorang pun yang bersuara.Cindy masih cukup pintar. Melihat Nikki tidak bisa dibujuk, dia langsung menoleh ke Lena dan memohon, "Kak Lena, tolong bicara sama dia. Aku bisa minta maaf dan bayar ganti rugi. Berapa pun dia mau, asal jangan lapor polisi! Kalau sampai ketahuan, pekerjaanku hilang, masa depanku habis ....""Kenapa waktu berbuat salah kamu nggak memikirkan akibatnya? Aku benaran nggak mengerti, kamu juga perempuan, kenapa sebenci itu sama perempuan lain? Apa kamu punya masalah psikologis?" Lena menolak tanpa merasa kasihan sedikit pun.Merasa benar-benar tidak punya penolong, Cindy makin panik. Dia pun mulai melantur. "Nikki! Kamu itu cuma mengandalkan wajah cantik makanya bisa sombong begini! Baru kerja beberapa hari saja, sudah dua kali izin! Kalau memang harus menyusui, kenapa