Hati Nikki menegang. "Dia ... setuju?"Bulan melirik ke arah Ralph yang turun dari tangga dengan piama, lalu kembali memastikan, "Tuan, benar Nyonya boleh datang menjenguk anak-anak?"Wajah Ralph tampak tenang, nada suaranya juga datar. "Kakinya ada di tubuhnya, mau datang atau nggak, terserah dia.""Nyonya dengar, 'kan? Tuan sudah setuju. Nyonya datang saja, siang ini makan di rumah. Aku akan suruh pelayan siapkan lebih banyak masakan kesukaan Nyonya!" Bulan sangat senang, berusaha keras membujuk.Namun, Nikki tetap ragu. Awalnya dia mengira Ralph pergi bekerja hari Senin, makanya dia berniat datang melihat anak-anak. Siapa sangka, Ralph ada di rumah.Kalau Ralph di rumah, mana berani Nikki datang? Bagaimana kalau pria itu kembali menjebaknya, kembali bersikap semena-mena terhadapnya ...."Aku ... aku tiba-tiba ingat ada pekerjaan yang harus kuselesaikan hari ini, jadi untuk sementara aku nggak bisa datang ...." Pada akhirnya, dia tetap ciut. Dia pun mencari alasan yang sangat buruk,
Read more