All Chapters of Kembar Dua: Ayah Mengejar Ibu Kembali Ke Dekapan: Chapter 61 - Chapter 70

"Ini ...." Bulan langsung kehabisan kata-kata.Sejujurnya, sejak gosip itu merebak, hatinya juga sempat goyah. Secara logika, dia memang percaya pada integritas Ralph. Namun, secara perasaan ....Terlebih di zaman sekarang, berita-berita aneh dan kejadian yang menghancurkan nilai moral muncul hampir setiap hari. Soal Ralph dengan Shireen ... memang sulit untuk dibantah atau dibela.Melihat Bulan bungkam, hati Nikki semakin terasa hampa dan dingin. Lihatlah, bukan hanya dirinya yang mulai tidak percaya pada Ralph ... bahkan Bulan pun meragukannya. Apa lagi yang bisa dia harapkan?"Bi Bulan, beberapa hari ke depan kasih si kembar lebih banyak susu formula saja ...," ujar Nikki setelah hening cukup lama.Bulan merasa kaget, "Nyonya, maksudnya ... bagaimana?"Nikki tidak ingin menjelaskan terlalu banyak. Dia hanya memberi alasan singkat, "Mereka sudah semakin besar, kebutuhan makannya juga bertambah. ASI-ku mulai nggak cukup."Lagi pula, meski dia tidak jadi bercerai, cepat atau lambat ana

Irfan memang sangat menghargai Ralph sebagai sahabat baik, tetapi dengan posisi diselingkuhi seperti ini, tidak mungkin ada orang yang bisa menerimanya dengan pasrah.Ruang tamu kembali diselimuti keheningan. Tak satu pun dari mereka yang bicara.Ralph awalnya ingin menyarankan sahabatnya untuk lebih berlapang dada sebagai seorang lelaki, hiburlah Shireen dan bawa dia pulang. Namun, dia teringat pada janji bahwa dia tidak akan lagi mencampuri urusan rumah tangga mereka. Jadi, kata-kata yang sudah sampai di ujung lidah itu pun dia telan kembali.Justru Vion yang menghela napas pelan dan memecah keheningan yang canggung itu."Sudahlah, biarkan saja masalah di luar mereda perlahan. Untuk saat ini, kalian berdua lebih baik bersikap rendah hati. Jangan beri orang kesempatan lagi untuk mencari-cari kesalahan."Setelah itu, dia menoleh ke arah menantunya. Meski ekspresinya tidak terlalu nyaman, nada bicaranya jauh lebih lembut, "Irfan, kamu bawa Shireen pulang.""Bagaimanapun, ini rumah tangg

"Cerai?" Yuni terkejut sampai terbata-bata, butuh waktu beberapa detik sebelum akhirnya bisa bertanya, "Ke ... kenapa? Barusan kamu bilang kalian baik-baik saja dan nggak bertengkar, kenapa tiba-tiba mau cerai?""Yuni, sekarang aku nggak ingin menjelaskan panjang lebar. Tolong bantu tanyakan suamimu, kalau ada waktu aku ingin bertemu dengan pengacara yang menangani hal seperti ini."Yuni merasa cemas, "Nik, perceraian itu bukan hal sepele, apalagi kalian punya dua anak. Tolong pikirkan baik-baik lagi, ya!"Sebagai sesama ibu, Yuni tahu benar betapa besar ikatan batin dan tanggung jawab yang ada di balik status itu. Bercerai mungkin mudah. Hidup tanpa pria pun masih bisa dilalui. Tapi meninggalkan anak? Itu luka yang menyayat dan terus terasa seumur hidup."Aku tahu dan aku serius. Soal detailnya, nanti saja kalau kita ketemu langsung ...."Sebelum Nikki sempat melanjutkan, suara tangisan anaknya terdengar dari kejauhan. Nikki pun menjadikannya alasan untuk mengakhiri panggilan. Akhirny

Rumah Keluarga Nafiz.Menjelang malam, di ruang tamu utama rumah Keluarga Nafiz, kedua bibi Ralph sudah lebih dulu duduk di sana. Selain mereka, hadir pula Bonita dan Kira, yang masing-masing membawa putri mereka untuk ikut meramaikan.Beberapa gadis sedang berkumpul di depan layar LCD, menonton peragaan busana musim dingin terbaru. Mereka sedang asyik membahas koleksi high fashion mana yang paling menarik dan sudah bersiap-siap untuk berburu langsung ke luar negeri.Sementara itu, para wanita yang lebih tua duduk berkelompok di sisi lain sambil membisikkan gosip."Kak Indah, sebenarnya Ralph ini mau ngapain sih? Minta aku bawa Sienna ke sini, tapi dirinya malah belum nongol juga." Leila mengeluh dengan sebal.Indah hanya tersenyum basa-basi, "Namanya juga keponakan ingin hormati bibi, pasti karena mau berbakti. Jangan buru-buru, dia baru pulang kerja.""Eh, jangan-jangan Ralph sudah berubah pikiran, mau kembalikan jabatan Sebastian?" Kira tiba-tiba mengingat soal Sebastian yang dituru

Nada di kalimat terakhir itu sengaja digantungnya, sehingga semua orang langsung paham maksudnya. Kemungkinannya antara pacar Sienna ini benar-benar tidak pantas untuk dikenalkan atau bahkan sudah berkeluarga ....Sienna panik bukan main. Tiba-tiba, dia berdiri dan buru-buru mengaku salah, "Maaf, Kak Ralph .... Wa ... waktu itu memang dengar pembicaraanmu dengan Bibi dan aku cuma ... cuma ngobrol iseng sama temanku.""Aku nggak nyangka dia malah unggah hal itu ke internet dan lebih nggak nyangka lagi kalau bakal jadi heboh dan merusak reputasimu."Gadis ini memang cukup cerdas. Sebelum menyelesaikan ucapannya, dia sudah buru-buru berbalik menghadap Nikki yang duduk di sofa. Dengan wajah memelas, dia berkata, "Kak Nikki, maaf ya, ini semua salahku .... Aku sadar pasti sudah buat kalian berdua jadi salah paham dan terganggu. Aku ... aku sungguh ... hiks, maaf ya, aku benar-benar salah ...."Nikki tidak terlalu akrab dengan sepupu-sepupu dari keluarga Ralph dan setahunya, ini adalah perta