All Chapters of Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik: Chapter 331 - Chapter 340

Melihat ekspresi Anita yang acuh tak acuh, Delon mengerutkan kening hingga kerutan wajahnya terlihat sangat jelas."Ibu, kamu tahu betapa pentingnya kerja sama dengan Grup Hermanto ini bagi Grup Thomas? Tanpa kerja sama ini, Grup Thomas akan segera tertinggal jauh di belakang tiga keluarga lainnya!"Anita berkata terus terang, "Bukankah Grup Thomas sudah jauh tertinggal dari ketiga keluarga lainnya sejak awal? Tanpa kerja sama ini, kita juga cuma akan makin tertinggal saja."Delon menggaruk kepalanya dengan cemas, "Ibu, jangan lupa. Kamu itu pemegang saham terbesar Grup Thomas!""Tentu saja aku ingat. Tapi, mungkin kamu yang nggak bisa bedakan siapa putri kandungmu yang sebenarnya."Delon tertegun, lalu berkata dengan suara yang dipenuhi amarah, "Memangnya aku yang nggak mau berhubungan baik sama Adeline? Kamu juga bisa lihat sendiri bahwa Amanda lebih pengertian dan cakap dari Adeline. Dia juga nggak selalu melawanku dan Shinta seperti Adeline. Bahkan kamu juga lebih suka sama anak ya

Bagaimanapun juga, itu adalah kontrak kerja sama dengan kantor pusat Grup Hermanto! Sebelumnya, ini adalah sesuatu yang tidak berani dibayangkan Delon. Kini, hal ini telah menjadi kenyataan. Sepertinya, Adeline juga bukan sepenuhnya tidak berguna. Nanti, dia akan meminta Shinta memasak beberapa hidangan favorit Adeline dan mengundang Adeline untuk makan di rumah.Setelah meninggalkan rumah tua Keluarga Thomas, Adeline langsung pergi ke firma hukum. Begitu melihatnya, Henry segera berdiri dengan rasa bersalah. "Kak Adeline, kamu sudah kembali.""Emm, kamu lanjut kerja saja dulu."Henry telah pergi ke ibu kota bersamanya dan pekerjaannya selama beberapa hari terakhir pasti sudah menumpuk.Setelah masuk ke kantor dan melihat tumpukan dokumen di mejanya, Adeline pun menghela napas, lalu duduk di balik mejanya dengan pasrah. Dia mengambil dokumen-dokumen itu dan mulai bekerja.Sampai menjelang malam, suara pesan LINE yang masuk baru membuat Adeline mendongak dari tumpukan dokumen itu. Dia

Lesya mencibir, "Jangan khawatir, aku nggak akan berakhir sepertimu. Kamu sudah habiskan delapan tahun bersama seorang pria, tapi malah nggak berhasil menikah. Kasihan juga kamu.""Kalau aku menikah sama dia, kamu juga nggak akan bisa duduk di sini dan memprovokasiku," balas Adeline.Ketika Lesya hendak berbicara lagi, Grace langsung berbisik, "Lesya, jangan berdebat lagi. Sudah ada banyak orang yang melihat kemari. Sekarang, kamu itu tunangan Pak Kaivan. Yang akan dipermalukan itu Pak Kaivan dan Nusa Tech."Mendengar ini, Lesya melihat ke sekeliling dan menyadari beberapa meja tamu memang sedang menatapnya dengan jijik dan penuh penghinaan. Dia pun seketika tersadar dan hatinya langsung tenggelam. Lesya begitu marah sampai lupa bahwa ini adalah waktu makan malam dan restoran ini hampir terisi penuh. Selain itu, ini adalah restoran berkelas. Para pengunjungnya berbicara dengan suara pelan, bukan berteriak seperti apa yang baru saja dia lakukan. Ekspresi Lesya pun berubah. Dia melirik

"Apa hubungannya itu denganmu?"Amanda sangat marah. Dia telah menghabiskan begitu banyak waktu untuk menegosiasikan kerja sama ini dan semuanya hancur karena keegoisan Adeline. Bagaimana mungkin dia bisa menoleransi hal ini? "Memangnya ini nggak ada hubungannya denganku? Kamu tahu sudah berapa lama aku bekerja keras demi kerja sama ini? Lagian, kerja sama ini juga sangat penting bagi perusahaan. Sekarang, kerja sama ini berakhir karena keegoisanmu. Apa kamu nggak merasa bersalah pada karyawan lain yang bekerja keras bersamaku?"Adeline tetap bersikap tenang. Sampai Amanda selesai berbicara, dia baru menyahut dengan suara rendah, "Amanda, yang harus kamu salahkan itu bukan aku, melainkan Rosma. Kalau bukan karena dia ancam untuk akhiri kerja sama demi paksa aku minta maaf, kerja sama ini nggak akan berakhir.""Apa salahnya kamu minta maaf ke dia? Cara segampang itu bisa langsung selesaikan masalah ini. Apa kamu iri karena Ayah dan Ibu baik ke aku, makanya kamu sengaja berbuat begini?"

Delon mengangguk. "Oke, pergilah. Masih ada beberapa dokumen yang harus kuselesaikan.""Emm. Ayah, jangan bekerja sampai kemalaman. Kesehatan itu paling penting.""Aku tahu."Begitu meninggalkan kantor Delon, Amanda langsung menuju tempat parkir bawah tanah. Setelah masuk ke mobilnya, dia tidak terburu-buru pergi, melainkan duduk di dalam cukup lama.Amanda tidak mengerti kenapa Adeline mampu menandatangani kontrak dengan kantor pusat Grup Hermanto. Jika begitu, apa artinya semua kerja keras yang dilakukannya untuk menghubungi Rosma dan menandatangani kontrak?Makin memikirkannya, Amanda makin tidak rela. Kenapa Adeline begitu beruntung, sedangkan usahanya terasa seperti lelucon?"Bzzt, bzzt, bzzt!" Ponsel di tasnya tiba-tiba berdering. Amanda mengeluarkan ponselnya dan melihat nomor yang tertera di layar. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Kenapa kamu tiba-tiba telepon aku?""Aku kangen sama kamu. Apa kamu ada waktu malam ini? Kutunggu kamu di vila.""Oke, aku akan sege