All Chapters of Jatuh Bangun sang Pengacara Cantik: Chapter 71 - Chapter 80

"Kamu baru datang, kenapa kamu pulang begitu cepat?" keluh Carissa sambil mencebik. Dia terlihat tidak senang.Adeline menyahut, "Malam ini kamu sibuk dan nggak ada yang aku kenal di sini. Aku merasa bosan di pesta ini."Carissa merasa ucapan Adeline benar. Dia pun mengangguk dan membalas, "Ya sudah. Nanti kita baru bertemu waktu aku senggang.""Oke. Kamu nikmati pestamu, aku pulang dulu," timpal Adeline.Adeline turun dari lantai 2 dan berjalan melewati kerumunan di aula utama. Dia berniat pergi dari pintu belakang.Begitu berjalan sampai depan gazebo di taman belakang, Adeline dicegat Kaivan. Ekspresi Kaivan sangat dingin. Dia memandang Adeline dengan tatapan marah.Adeline mengernyit. Dia merasa Kaivan sangat aneh. Adeline bertanya, "Ada apa?"Kaivan bertanya balik, "Adeline, apa hubunganmu dengan Ichsan?"Begitu teringat tadi Ichsan menyampirkan jas di bahu Adeline dan membelanya, Kaivan tidak bisa menahan kekesalannya. Awalnya Kaivan mengira dia tidak memedulikan Adeline. Namun, s

Ichsan hanya tersenyum dan tidak berbicara. Wajar kalau orang lain yang melakukan kesalahan seperti itu. Namun, tidak wajar kalau Petra yang melakukannya.Ichsan melihat Adeline, lalu bertanya, "Apa kerusakan mobilmu parah?"Adeline menjawab seraya mengangguk, "Lumayan. Tadi staf perusahaan asuransi sudah menderek mobilku."Ichsan menyarankan, "Kalau begitu, aku suruh sopir antar kamu pulang. Susah cari taksi di sini."Begitu Ichsan melontarkan ucapannya, Petra yang berdiri di samping berkata, "Biar aku yang antar dia pulang."Ichsan tersenyum sinis kepada Petra dan bertanya, "Sejak kapan kamu menjadi begitu ramah?""Bagaimanapun, aku sudah menabrak mobilnya," sahut Petra.Ichsan tertawa dalam hati. Dulu kenapa Petra tidak begitu berinisiatif waktu menabrak mobil balap orang lain sampai rusak total?Selain itu, biasanya Petra hanya melontarkan kata-kata singkat saat Ichsan berbicara dengannya. Kecuali pada saat-saat penting. Sejak kapan Petra begitu cerewet? Kemungkinan besar Petra ter

Adeline melihat Petra dan bertanya dengan ekspresi bingung, "Kenapa? Apa mobilku ada masalah lain?"Petra menyahut seraya mengangguk, "Iya. Hari ini pihak perusahaan asuransi menghubungiku. Mungkin waktu perbaikannya lebih lama.""Jadi, butuh berapa lama?" tanya Adeline.Petra berpikir sejenak, lalu menjawab, "Mungkin ... butuh waktu sekitar setengah bulan.""Oke," sahut Adeline. Dia mengatupkan bibirnya dan menambahkan, "Kalau begitu, ke depannya kamu nggak usah jemput aku lagi. Aku naik MRT saja."Petra menjalankan mobil sambil menjelaskan, "Benar-benar sejalan. Jam kerjaku hampir sama denganmu. Selain itu, kalau bukan karena aku, mobilmu juga nggak akan rusak."Petra berjeda sesaat sebelum melanjutkan, "Kalau kamu merasa aku jemput kamu setiap hari sangat merepotkan, nanti aku tinggalkan mobilku untukmu setelah sampai di kantormu. Kamu kendarai mobilku selama setengah bulan ini. Nanti kamu baru kembalikan padaku setelah mobilmu selesai diperbaiki."Mendengar perkataan Petra, Adeline

Setelah ponsel berbunyi cukup lama, Petra baru menjawab panggilan telepon, "Ada apa?"Suara Petra tetap terdengar dingin seperti biasanya. Ichsan berkomentar, "Dokter Petra, nggak disangka pria berkualitas tinggi yang sulit didekati sepertimu bisa merendahkan diri demi orang lain."Mengingat Carissa mengatakan Petra antar jemput Adeline kerja, Ichsan masih tidak percaya. Petra membalas, "Apa maksudmu?"Ichsan tidak bisa berkata-kata. Dia menarik napas dalam-dalam. Sekarang dia tidak boleh marah. Nanti Ichsan baru mentertawai Petra saat dia gagal mendekati Adeline.Ichsan menjelaskan, "Adikku bilang kamu antar jemput Adeline kerja setiap hari karena menabrak mobilnya. Kalau aku nggak salah ingat, dulu kamu menolak dengan tegas waktu rekan kerja wanita mau menaiki mobilmu. Kamu bilang kamu terobsesi dengan kebersihan. Apa sekarang penyakitmu sudah sembuh?"Petra menghentikan mobilnya saat melihat lampu merah menyala. Dia mengetuk setir dengan ekspresi santai. Mana mungkin dia tidak paham

Nayla menanggapi dengan ekspresi kaget, "Apa orang itu nggak merasa repot? Jangan-jangan dia tertarik padamu?"Biasanya pihak yang menabrak mobil orang lain pasti langsung ganti rugi sendiri atau mencari perusahaan asuransi. Ini adalah pertama kalinya Nayla melihat ada yang antar jemput pemilik mobil yang ditabrak setiap hari.Adeline tertegun sesaat, lalu menyangkal, "Seharusnya bukan ...."Belakangan ini, Petra hanya antar jemput Adeline kerja setiap hari. Selain itu, dia tidak melakukan hal lain. Jika Petra benar-benar tertarik padanya, seharusnya dia mengajak Adeline makan atau melakukan hal lainnya.Nayla mengingatkan, "Belum tentu. Kamu amati situasinya dulu, mungkin dia memang mau dekati kamu."Adeline tertawa dan menimpali, "Kak Nayla, kamu pasti salah paham. Setiap hari kami hampir nggak pernah bicara di mobil. Dia seperti sopir."Saat Nayla hendak bicara, tiba-tiba Nora menghampirinya dan berkata, "Kak Nayla, Pak Wildan suruh kamu pergi ke ruangan kantornya.""Oke," sahut Nay