Ratih tiba-tiba bangkit dari kursinya, mengambil mangkuk kosong. "Aku tak njupuk sambel nang mburi," ucapnya pendek, bergegas ke dapur. (Aku mau ambil sambal di belakang.)Sepeninggal Ratih, Karyo menatap Budi lekat-lekat. "Ojo ngomong koyok ngono nang ngarep Ratih, Le." (Jangan bicara seperti itu di depan Ratih, Nak.)"Lho, kenopo, Pak?" Budi bertanya bingung. (Lho, kenapa, Pak?)"Wis, mengko tak critani. Saiki mangan dhisik." (Sudah, nanti kuceritakan. Sekarang makan dulu.) Karyo menutup pembicaraan, mengalihkan pandangan ke arah dapur dimana Ratih menghilang.Makan malam berlanjut dengan lebih banyak keheningan. Budi, merasa ada yang tidak beres, mulai menceritakan hal-hal lebih ringan tentang kota-kota yang dia kunjungi. Ratih kembali dengan mangkuk sambal, wajahnya kini lebih terkendali meski matanya menghindari Karyo.Setelah makan malam selesai, Budi berpamitan untuk kembali ke rumahnya di desa tetangga. "Aku kudu bali saiki, Pak,
Last Updated : 2025-09-28 Read more