Hari berlalu begitu cepat, dan tak terasa seminggu sudah berlalu sejak kembalinya Fei Yang ke ibu kota. Meski dinginnya udara makin menggigit tulang, Ming Lan tak punya niat untuk berleha-leha. Mengandalkan pemanas ruangan dan selimut tebal, dia sedang menekuni lembar demi lembar buku keuangan restoran. Sebentar lagi penghujung tahun akan tiba. Perlu menyiapkan banyak hadiah dan amplop merah untuk semua kenalan dan karyawan. Sesekali matanya yang lelah melirik ke luar jendela, hendak melihat kapan salju pertama akan turun. Di tengah keheningan tersebut, Xiaomei tiba-tiba mengetuk pintu. "Furen, ada surat dari xiangye," lapornya.Kening Ming Lan berkerut. Ini tidak seperti Fei Yang. Lagi pula, kenapa pria brengsek itu punya waktu mengirim surat saat kaisar memintanya bekerja lembur di istana? "Siapa yang mengantar surat ini?" "Maaf furen, saya tak melihat dengan jelas.""Baiklah, kau boleh pergi."Perlahan M
Last Updated : 2025-11-17 Read more