Malam itu, pintu kamar tertutup pelan.Tavira berdiri kaku di dekat ranjang, masih memegang erat ujung baju tidurnya. Wajahnya memerah, bukan karena hawa kamar yang hangat, tapi karena ucapan terakhir Bunda yang masih menggema di telinganya.Darian mengunci pintu perlahan, lalu berbalik. Matanya sempat menatap Tavira sekilas sebelum segera menghindar. Ia berjalan ke sisi ruangan, membuka lemari kecil dan mengambil selimut tambahan.“Aku tidur di sofa,” katanya singkat, datar.Tavira hanya mengangguk, lalu duduk di tepi ranjang sambil menunduk.Suasana kamar sunyi, kecuali suara pendingin ruangan yang mendengung pelan.“Kamu nggak perlu canggung,” Darian kembali bicara, kali ini nadanya lebih pelan. “Bunda memang suka bercanda kelewat batas.”“Aku tahu.” Tavira tersenyum kecil.Mereka saling diam untuk beberapa saat. Darian sudah membentangkan selimut di sofa, tapi belum juga berbaring. Ia berdiri di dekat jendela, menatap ke lu
Terakhir Diperbarui : 2025-09-03 Baca selengkapnya