Pagi harinya, aku sengaja turun lebih awal. Sudah saatnya untuk kembali dengan aktifitas yang tertunda. Ingin menikmati secangkir kopi dan sepotomg roti sebagai energi hingga sisng nanti, tapi ternyata, aku melihat Fatih yang sedang duduk sendirian di meja makan, menatap diam secangkir kopi yang mengepul di hadapannya. Aku duduk di seberangnya, menatapnya dengan Fatih dengan.sedikit iba. "Selamat pagi.. suamiku!" Fatih menoleh dengan wajah yang sedikit memerah. "Maaf, bikin kamu kaget, ya?" Mau tak mau aku tersipu malu. Hanya saja, aku harus melakukannya. Fatih masih suamiku yang sah. Kalau Aryani saja begitu mudah untuk bermanja dengan Fatih, kenapa aku tidak? "Ehem. Pagi!" Fatih menjawab dengan suara serak. "Fatih, hari ini kamu ngantor ya!" Ia tersentak, menatapku dengan kaget. “Kantor? Tapi aku… aku gak ingat apa-apa, Safira. Apa yang bisa kulakukan di sana?” “Dicoba saja. Mungkin dengan melihat suasana kantor, membuat ingatanmu cepat pulih!" jawabku lembut.
Terakhir Diperbarui : 2025-09-20 Baca selengkapnya