Kurang dari satu jam kemudian, suara familiar Bapak dan Ibu memasuki rumah. Jantungku berdebar kencang. Mereka sudah tiba. Aku yang memang sengaja menunggu di ruang tengah, segera bangkit diikuti Fatih. Sementara Tante Arini, Kakek Pranata, Bayu, dan bahkan Pak Ibrahim yang kebetulan sedang berkumpul, kuminta untuk tetap menunggu di ruang tengah. Pintu utama terbuka. Bapak dan Ibu masuk, tersenyum lebar saat menatapku berjalan mendekat dengan tergesa-gesa. “Assalamualaikum!” sapa Bapak. “Waalaikumsalam!” jawabku dan Fatih serempak. Ibu langsung berlari memelukku dengan erat. “Ya Allah, Nduk, akhirnya ketemu lagi. Ibu kangen sekali.” “Aku juga, Bu,” balasku, mencoba menahan air mata haru bercampur cemas. Bapak menepuk pundakku dengan hangat sebelum beralih menyalami Fatih. Mata Bapak seakan menelisik Fatih yang berusaha bersikap seperti biasa. "Kamu sudah sehat, Fatih?" tanya bapak dengan suara beratnya. "Alhamdulillah, Pak. sudah lebih baik!" Jawab Fatih s
Last Updated : 2025-10-01 Read more