“Safira?” Suara Bapak terdengar lagi, kali ini lebih tajam. Aku menarik napas dalam-dalam, memaksakan sebuah senyum di wajahku yang terasa kaku. “Oh, itu…” Aku memulai, suaraku sedikit bergetar. “Itu Dokter Aryani, Pak. Kerabat jauh Tante Arini yang kemarin Ibu lihat di rumah.” “Kerabat jauh?” Ibu mengernyit, tidak puas. “Tapu Fatih menuntunnya seperti itu? Mesra sekali kelihatannya.” Inilah saatnya. Aku harus memainkan sandiwara terbaik dalam hidupku. “Ceritanya… rumit, Bu,” kataku pelan, sengaja memasang ekspresi sedih dan penuh simpati. “Dokter Aryani itu… istri kedua dari seorang pengusaha tua. Suaminya sedang sakit keras di luar negeri, dan dia ditinggal sendirian di sini dalam keadaan hamil. Fatih, sebagai perwakilan keluarga Maulana, hanya mencoba membantunya. Menjaganya. Kasihan, kan, Bu? Tidak ada siapa-siapa.” Aku menatap Bapak dan Ibu, berharap mereka termakan oleh cerita tragis yang baru saja kuciptakan. Wajah mereka menunjukkan campuran antara keterkejuta
Last Updated : 2025-10-09 Read more