Keheningan malam terasa tebal di kamar utama. Dipta sudah pulas di ranjang bayinya di sudut ruangan. Aroma lavender yang lembut menguar dari diffuser, menciptakan suasana tenang yang kontras dengan gejolak besar yang baru saja mereka hadapi.Aku bersandar pada bantal, menatap langit-langit. Fatih berbaring di sampingku, tangannya melingkari perutku yang semakin membuncit. Sentuhannya menenangkan, namun aku tahu, ada sesuatu yang mengganjal di antara kami, sama beratnya dengan mahkota Wiratmaja Group yang baru saja kuputuskan untuk kupakai."Tadi, aku melihat wajahmu," kataku pelan, memecah kesunyian.Fatih memejamkan mata, memelukku lebih erat. "Wajahku kenapa, Sayang? Aku senang kau akhirnya mendapatkan kembali apa yang menjadi hakmu.""Bukan hanya senang. Ada berat juga di sana," ujarku, memutar tubuhku agar bisa menatap matanya yang kini terbuka. Mata itu selalu jujur, memancarkan dukungan yang tak tergoyahkan, tetapi juga kekhawatiran yang mendalam."Tentu saja ada berat," Fatih m
Last Updated : 2025-10-31 Read more