Aku tak menjawab. hanya menatap punggung Diana yang menghilang di balik pintu kamarnya. Sementara kepalaku masih dipenuhi banyak pertanyaan. Bukan karena aku cemburu, tapi keputusan itu terlalu mendadak. Dan yang tak kupahami, anya karena satu dokumen yang dia antarkan, Fatih menjadikannya sekretaris. Menggantikan aku. "Mbak Safira, Raina sudah ngantuk!" aku menoleh. Isna membawa Raina yang terlihat tak tenang. Aku mengangguk. "Aku akan menidurkan Raina, tolong Dipta ya?" Aku membawa Raina dalam dekapanku sedang Isna segera membantu Dipta membereskan mainannya. Aku bergegas ke kamar di ikuti oleh Dipta dan Isna. "Mama, adek mau bobok ya?" Aku mengusap kepalanya pelan setelah Isna menutup pintu. "Iya, Dipta main sama Mbak Isna di bawah ya?" Aku menciumnya sesaat, ganti Dipta yang ingin mencium adiknya. Setelah puas, Dipta melangkah ke karpet bersama Isna. Perlahan, aku membaringkan Raina yang sesekali mulai bersuara lucu. Dengan cepat, aku membuka pashmina dan ikut berbaring untu
Last Updated : 2025-11-11 Read more