Aku menatap Bayu yang masih melihat Diana. Aku tahu, Bayu jarang sekali menunjukkan sikap seperti itu di depan umum, apalagi di depan seluruh keluarga. Matanya tampak menahan sesuatu. Mungkin juga karena provokasi Bu Rahma. Diana, meskipun terkejut, dengan cepat mampu menguasai keadaan. Ia menarik napas dalam-dalam dan akhirnya tersenyum hangat. "Bayu, Sayang..." Diana menyentuh lengan Bayu, dan bersuara dengan lembut. "Jangan salah paham dong!' Bayu menautkan alisnya, menunggu kata-kata Diana selanjutnya. Fatih dan aku, begitu juga Bu Rahma dan Tante Arini, menahan napas, penasaran dengan jawaban Diana selanjutnya. "Lihatlah Safira dan Fatih," lanjut Diana, suaranya kini terdengar lembut dan meyakinkan. Ganti aku yang menautkan alis. Kenapa menyebutku dan Fatih, "Mereka pasangan yang sangat kompak dan mapan. Aku ingin kita, aku dan kamu nantinya, juga bisa sedekat itu dengan mereka." "Sebagai ipar, wajar kan kalau aku ingin membantu Safira yang sedang sibuk mengurus perusahaan
Last Updated : 2025-11-17 Read more