Rumah kami di Jakarta terasa begitu familiar ketika mobil memasuki halaman. Pohon kamboja di pojok teras masih menjatuhkan bunga-bunganya, aroma khasnya menyeruak begitu pintu mobil dibuka. Raina bersorak kecil melihat ayunan di taman, sementara Dipta langsung menunjuk pintu rumah sambil berteriak, “Om Bayu!”Pintu terbuka, dan Bayu muncul dengan senyum lebarnya. “Alhamdulillah, akhirnya pulang juga kalian! Safira, Fatih, capek banget pasti.”Bayu langsung mengambil koper dari tanganku, merebutnya dengan cara yang membuatku tertawa. “Bang, aku masih kuat, tahu.”“Sudahlah, sini. Kamu itu ibu dua anak, bukan atlet angkat besi.”Fatih tertawa pelan di belakangku. “Dan dia senang kalau kamu bawain, Bay.”“Lah iya,” jawab Bayu bangga.Kami semua masuk. Isna membantu membawa Raina dan Dipta masuk ke ruang tengah. Kakek duduk di sofa sambil mengelus dada—ia memang selalu merasa lega setiap kali tiba di Jakarta dengan selamat.Hanya satu orang yang berdiri membeku di sisi ruangan.Diana.Ia
Last Updated : 2025-11-30 Read more