“Engh …” Eliza melenguh, matanya perlahan terbuka, cahaya lampu kamar menusuk penglihatannya. “El, syukurlah … kau sudah sadar.” Mark duduk di samping ranjang, wajahnya terlihat lega namun menyimpan sesuatu yang sulit ditebak.Eliza mencoba bangun, tapi tubuhnya lemas. “Aku … kenapa?” suaranya serak, hampir tak terdengar.“Kau pingsan,” jawab Mark cepat. “Dokter bilang kau terlalu stres. Ada apa, El? Apa yang sebenarnya kau pikirkan?”Hening sejenak. Eliza terdiam, matanya menatap langit-langit kamar. Jantungnya berdetak tak beraturan, seolah ada sesuatu yang mengganjal di dadanya. Lalu dia menghela napas dalam, seakan mencoba mengumpulkan keberanian.“El … jangan memikirkan apapun yang membuatmu stres,” Mark mencondongkan tubuhnya, suaranya terdengar lembut, tapi matanya menatap penuh kecemasan. “Aku sangat khawatir padamu. Aku … aku tak ingin terjadi sesuatu padamu, apalagi pada anak ini.” Tangannya refleks menyentuh perut Eliza, seolah ingin menegaskan ucapannya.Eliza menoleh, m
Last Updated : 2025-09-14 Read more