Livi tersentak bangun ketika merasa seseorang menyentuh bibirnya. Perempuan itu celingukan, melihat kiri dan kanan. Tidak ada orang. Sepi, hanya suara burung berkicau terdengar dari belakang sana.Dia buru-buru berlari ke pintu, dan masih terkunci. Dahi Livi berkerut. "Aneh," gumamnya untuk kemudian lanjut turun ke lantai bawah. Di mana ada simbok sedang memasak."Ya, Neng belum matang." Simbok berujar tidak enak hati."Saya belum mau makan, Mbok. Santai saja.""Kirain Neng mau makan."Livi menggeleng lalu duduk di kursi dekat island. "Mbok ke atas tadi?""Enggak, tadi saya bersihin kolam. Mas Caleb suka berenang kalau ke sini. Minggu kemarin baru saya kuras. Tapi takut kotor lagi, jadi saya kuras lagi. Kenapa? Neng cariin saya?""Enggak, Mbok. Tadi saya ketiduran, bangun kayak orang bingung.""Biasa itu mah. Makan ini dulu biar gak bingung."Livi tertawa ketika disuguhi sepiring tempe mendoan. Hawa dingin pegunungan, cocok sambil mengunyah makanan itu panas-panas.Dari tempat Livi du
Huling Na-update : 2025-09-30 Magbasa pa